DAMAI,, Firasat kejatuhan Cicak!

Memang..firasat bisa jadi kenyataan..may be it’s just suggesty, tapi kata hatiku benar adanya. Mengapa.. mengapa begitu susah lidah ini mengucap kata?? padahal batin ini tersiksa..padahal jiwa ini sengsara…Ibu,,tidakkah engkau merasa apa yang ku rasa? rintuihan hatiku meronta..menangis..memekikkakn namamu, Bu..!

Ini bukan kali pertama ragaku terbaring lemas tak berdaya diatas karpet setipis daun yang bila ku terbangun dari tidur pasti langsung muntah-muntah karena tak kuasa menahan dingin yang langsung terserap dari lantai ubin tua berwarna hitam itu. Masalahnya sepele! sangat sepele! bahkan ni bisa dikatakan nikmatnya santri yang Damai sambut dengan air mata bahagia dan lapang dada. Hari sebelumnya perutku sudah berontak ketika bangun tidur memaksa mulutku memuntahkan segala yang ada di dalamnya tanpa aba-aba. Aku tak mengira ini akan berdampak buruk karena aku mengacuhkannya. Aku tetap saja beraktifitas seperti biasa menjalankan kewajibanku, tugasku dan semua yang harus ku lakukan hari itu. Namaun ternyata ia tak ingin di duakan. Hal ini kurasakan ketika ada seekor cicak jatuh disampingku yang ,menurut kepercayaan orang Jawa itu merupakan firasat buruk.

Tadinya aku tak menghiraukan, tapi keesokan paginya aku tk kuasa melakukan apa-apa lagi,seperti apa yng ku lakukan kemarin. Kini ku bagaikan manusia tak berguna yang tak bisa apa-apa. Bahkan hanya merepotkan orng lain saja. Makan dibeliin ( bahkan disuapin ), mo ke kolam dianterin, minum obat diladenin.. (enaknya..), anehnya pengen makan apa-ap tapi rasnya pahit semua! lidahku seperti mati rasa. Pahit…pahit sekali…bagaikan dilema hidup yang tak berujung…