DAMAI,, Dalil Sang Kyai

Ngeblog tergantung mood

Banarkah? itu adalah sepatah kata yang nyantol dikepala ketik Damai mengikuti Kopdar T-Ger.Net pada hari Jum’at kemarin di markas besar T-Ger.Net. Kata itu tercetus dari Sang konsuler kita Al-mukarrom Rama Kyai Novi ( tapi kayaknya belum haji) saat menyampaikan materi untuk para blogger pemula seperti Damai ini. Ketika beliau mengatakan hal ini, Damai berpikir sejenak. Masa seh ngeblog tergantung mood? mungkin bagi beliau hal ini benar adanya.

Tapi kalau bagi kalangan santri, contohnya Damai sendiri lah (mau nulis nama orang lain takut tersungging! eh..tersinggung! ) ya..ngeblog ,memang tegantung mood kita, saat hati berkata ini maka anggota tubuhpun akan mengikuti karena memang hati adalah pengendali segalanya, tapi… menurut Damai kanker ( kantong kering ) and susahnya ngebloglah kendalanya..karena walaupun nggak mood bagi Damai justru menyimpan inspirasi yang sulit dicari,yaitu beraksi tanpa singkron dengan hati! kerenkan…

Nah..kalo kanker and susahnya ngeblog..jujur tu bikin Damai males untuk melangkahkan kaki..ya..mungkin harus berpikir seribu kali..misal,sekali ngenet habis 3 ribu perak. Kalo dikalkulasikan itu merupakan uang makan Damai selama 1 hari!nah, kalo Damai pakai untuk ngenet berarti Damai tidak makan 1 hari karena ngenet 1 jam!apakah perut keroncongan seharian bisa tergantikan dengan ngenet 1 jam?pasti tidak! terkecuali Damai makannya tu googling…or posting… tapi kan Damai makannya nasi,so apa hukumnya dong?

Then, Damai mengatakan bahwa susahnya ngenet juga bikin Damai malas untuk ngeblog, karena apa? karena Damai pernah merasa rugi! benar-benar rugi! ketika komputer tiba-tiba ngadat padahal postingan baru selesai diketik,belum sempat di save pula! of course!hilanglah semua data,waktu Damai terbuang sia-sia and…juga jatah makan Damai lenyap begitu saja!Yang Damai dapat hanya letih yang tak berarti!.

Ya..itulah sedikit sanggahan atas pernyataan Mas Novi yang mungkin tak masuk di akal tapi itulah kata hati!Untuk Mas Novi,Damai hanya hanya menyalurkan inspirasi,terima kasih atas kata yang sungguh bermakna tadi.Semoga Mas tidak sakit hati.He….


CategoriesUncategorized

Leave a Reply

5 Replies to “DAMAI,, Dalil Sang Kyai”

  1. Maaf damai jadi salah intepretasi. Mungkin karena hujan dan kerasnya suara musik diluar membuat input data yg masuk ke damai kurang lengkap.

    Yang saya maksud adalah ngeblog jangan menunggu mood datang So, jelas bahwa ngeblog tidak ada / jangan dihubungkan dengan mood. Terkait dengan faktor lain seperti KANKER dan KOMPUTER ERROR tidak bisa saya hubungkan karena 2 hal tersebut manusiawi dan teknis, keduanya diluar konteks dan bersifat temporer.

    Saya menghubungkan ngeblog dengan konteks kegiatan menulis, dari ide hingga menghasilkan sebuah tulisan. Dimana, pada banyak kesempatan kita sering menemukan kerangka ide untuk bahan tulisan. Saat itu arah tulisan seakan-akan tergambar nyata, dikepala kita. Bahkan struktur dan pola tulisan, terbentuk dengan sendirinya. Bagi kita, yang akan menulis ketika bahan terkumpul, data-data yang sudah dianggap valid, struktur dan sistematika sudah terencana baik, ternyata belum juga mampu membakar semangat, untuk mensegerakan tindakan menulis. Pertanyaannya, mengapa, ketika kita mulai menulis, seluruh gambaran yang tadi dianggap masih eksis, hilang tak berbekas

    Para ahli teori, yang belum tentu bisa menulis, mengatakan bahwa hilangnya ide menulis di sebabkan karena kondisi fisik kita kurang mendukung. Mulai dari gejala masuk angin, sampai koreng yang nggak sembuh-sembuh. Atau seperti KANKER dan KOMPUTER ERROR pada kasus Damai. Fenomena good mood, bukan monopoli aktivitas menulis saja,. Aktivitas yang lainnya juga membutuhkan mood. demikian jg dengan ngeblog. Mood, atau good mood bermakna suasana hati. good mood berkaitan langsung dengan suasana hati. Karena itu, tidak ada istilah menunggu mood.

    Kalau menginginkan good mood, ya nyamankan perasaaan, nyamankan suasana hati. Kalau sudah nyaman, jangankan menulis, pekerjaan apa saja akan asyik dilakukan. Logika jangan dijungkarbalik, mood mampir baru menulis. Kalau perasaan rusuh melulu bagaimana.

    Menurut Purwalodra, penulis bahwa good mood adalah ilusi yang kita buat-buat sendiri. Sebab pada kenyataannya, good mood lahir karena kita sendiri yang melahirkannya. Maksudnya, kalau toh, nggak penting-penting amat kita hadirkan good mood, ngapain dibikin hidup. Seringnya sih, ketika good mood itu berada bersama kita, kita mencoba menjaganya mati-matian. Lupa istirahat, lupa makan dan lupa sholat. Anehnya, pada saat penjagaan kita terlalu ketat, good mood itu menghilang, entah kemana. Jadi, bisa saya katakan, good mood itu, datang nggak diundang, pulang nggak diantar
    Good mood, akan menemani kita selama menulis, jika kita penuhi syarat dan rukunnya. Syaratnya adalah mengenal good mood sebagai sesuatu yang alamiah, bukan ilmiah. Ia hadir, jika fikiran dan perasaan kita berdamai. Tidak saling merasa lebih mampu dan lebih berkuasa. Fikiran dan perasaan sama-sama memiliki andil dalam menghadirkan good mood. Artinya, selaraskan antara fikiran kita yang memiliki keinginan menulis, dengan perasaan kita, yang tidak memiliki beban apapun untuk menulis. Sebelum kita membicarakan rukunnya, kita wajib memahami bahwa good mood adalah akibat, bukan sebab. Oleh karena itu, SEBABKAN hadirnya good mood bersama kita. Caranya, dengan menDAMAIkan fikiran dan perasaan kita.

    Selanjutnya, rukun yang pertama, adalah segerakan menulis, jangan sampai menundanya. Karena ide menulis, selalu berubah dalam hitungan detik, menit, jam atau hari. Rukun kedua, jadikan fikiran dan perasaan kita sealamiah mungkin, maksudnya jangan terpengaruh dengan teori-teori menulis. Rukun yang terakhir, menulis aja terus, jangan sampai berhenti, kecuali istirahat, makan dan sholat. Nah, dengan demikian, maka kita akan menulis dengan baik dan lancar-lancar aja.

    Penulis pemula seperti saya, sangat menghindari menangkap ide dan memenjarakannya di batok kepala. Saya biarkan ide tulisan melintas, saya syukuri kehadirannya, dan membiarkannya pergi ke lain hati, jika saya sibuk dengan pekerjaan lainnya. Kalau nggak percaya, coba aja catat, dikertas, ide-ide tulisan yang melintas di benak kita, kemudian malamnya kita buka lagi catatan ide-ide tersebut. Perhatikan apa yang terjadi ! Pikiran dan perasaan kita akan berkelahi, saling tuduh, salah menyalahkan, kenapa ide tersebut tidak langsung dibuat tulisan aja tadi ! Sekarang ide itu sudah berubah, bukan ide tadi siang, basi tau, kata perasaan kepada pikiran. Ujung-ujungnya, semangat menulis berakhir di catatan ide aja.

    Saya petik salah satu paragaraf dari seorang motivator, bahwa landasan pacu untuk menulis adalah menulis apa yang ada di pikiran, apa yang terpikirkan, atau apa yang dipikirkan. Tidak perlu, menghabiskan waktu untuk memikirkan apa yang akan ditulis (ide menulis). Sekali lagi, menulislah apa yang ada di pikiran. Selaraskan fikiran dan perasaan kita, bahwa menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan. Jangan lagi menunggu good mood.

    wah…rupanya disini ada kontra pendapat!hmmm…seru nih…maaf ya Mas Novi…he..he…! Ya,may be telinga damai salah dengar,tapi tidak menutup kemungkinan Mas Novi juga salah,karena pada waktu itu Mas Novi tidak menjabarkan sedemikian adanya,mas Novi hanya menyebutkan sepenggal kata yang damai sebutkan, so kemungkinan besar bisa terjadi salah paham.Apalagi untuk kapasitas pemikiran damai yang masih sangat sederhana dan terbatas. Tapi disini tak perlu lah berdebat siapa yang salah dan siapa yang benar toh ini bukan lomba debat siswa seperti yang pernah damai ikuti berulang kali. Perbedaan pendapat kerap kali terjadi dimanapun dan kapanpun ketika sebuah opini tercetus dari seseorang,tapi dari sini kita bisa tahu bahwa apa yang kita sampaikan belum tentu dapat diterima dengan baik oleh semua yang mendengarkan,ya kan?

  2. si nop ngga sadar apa yah, kalau dia lagi memberikan komentar di blogg, bukan di forum diskusi umum.

    hmmm..may be!ya..namanya juga Al-mukarom Kyai Novi… eh,,maksudnya Mas Novi…

  3. @damai.
    Jika Damai tanya disaat itu tentu akan kujawab demikian. tapi karena kutunggu nggak ada yg tanya hingga sesi terakhir, maka dari itu kujawab disini

    @suryo.
    sepanjang kotak ketikan masih cukup napa tidak. artinya koment ini membolehkan.
    toh walau sedikit jika nggak minat baca ya pasti ditinggalin

    @Mr_Oef
    Penjelasanku belum tentu layak untuk dijadikan postingan. masih banyak kekurangan2 disana-sini

Leave a Reply to novi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *