Kabar Gembira…

Hai..sobat GARUDA semuanya,,, Postingan kali ini spesial Damai sajikan untuk anda..( ya iya lah..). Ya, meskipun tidak bisa berbicara, tapi setidaknya tulisan ini bisa dibaca kan?he..he.. Don’t take too long, Damai!

Tret…tre..toet..toet.. * apaan tuh..*

Alhamdulillah, setelah mengalami proses yang panjang, pemikiran yang matang, perdebatan yang saling menentang , ditambah keinginan dan tekad yang kuat untuk tetap betahan. Diiringi ridho orang tua yang berbalut do’a, tanpa dikurangi harapan juga putus asa. Akhirnya tercetuslah sebuah gagasan baru yang telah lama dinantikan. Keputusan yang selalu diharapkan dan impian yang ingin diwujudkan…( nggak nyambung ya…)

Dengan ini Damai mengatakan bahwa Damai tidak jadi pindah sekolah ( HAH!) dan Damai akan tetap bertahan di AL HIKMAH 2 *hore…dah kaya proklamasi aje ye..*

Yupzz! Itulah kabar gembira yang membuat hatiku sedikit lega. Tadinya liburan ini aku pulang sekalian pindah sekolah dirumah, karena..( suatu alasan yang tak dapat dibocorkan.._emangnya genteng_ ). Malahan aku sempat berpamitan dengan beberapa temanku yang mengetahui benar bagaimana posisiku. Memang                                                   berat meninggalkan Al Hikmah, meskupun aku baru satu tahun disini tapi sepertinya semua pengalaman yang telah kudapatkan disini terlalu berarti untuk dimuseumkan begitu saja. Pelajaran pondok yang sering kali diremehkan (karena kebanyakan dari kita mementingkan sekolahnya), disepelekan dan di nomor duakan. Sebenarnya itu semua jauh lebih berharga dari semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah.

Ya…meskipun semua itu tak pernah tercantum                                                   ijasah. Misalnya saja dalam hal kedisiplinan: bangun dan mandi pagi di waktu sepertiga malam hinga adzan subuh bergema, kesabaran yang dilatih melalui antre dalam segala hal ( membeli makan , misalnya ) yang terkadang tidak kita sadari. Selain kita pun secara otomatis belajar mandiri mengatur hidup kita sendiri, memenej keuangan sendiri, dan lebih dari itu kita belajar beradaptasi dan bersosialisasi dengan ribuan santri yang berbeda karakter, berbeda suku dan kebudayaan, namun bersatu padu dalam satu tujuan _ menuntut ilmu_. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan di pesantren ini, aku bisa membentengi diri dengan keimanan dan terlindungi dari pergaulan dunia luar _yang ugal-ugalan_. Disini aku pun terhindar dari pacaran dan HP yang selalu jadi pegangan. Ya…itulah sekelumit pelajaran jauh dari orang tua yang kan membimbingku semakin dewasa, dengan tujuan utama mencari ilmu yang bermanfaat. Namun, 1 hal yang harus diingat, Mondak sambil sekolah, bukan sekolah sambil mondok ( kata seorang udztadzah yang pertama kali mengajariku ilmu alat ) dan memang benar begitu bukan?

Bertolak dari semua itu, aku pun tak tega meninggalkan Malhikdua. Jujur, awalnya aku memang kurang begitu suka dengan cara mengajar                                                   disini _ maaf, Pak, Bu, itu hanya perasaan saya_                                                   yang too late ( terlalu lambat ) dan too little ( terlalu sedikit)                                                   dalam membeikan materi _ maaf,bukan maksudku menyombongkan diri_. Tapi, dimmana ada kekurangan, pasti disitu ada kelebihan. Begitu pun Malhikdua. Kadang aku juga bingung sndiri. Dibilang kurang bermutu, tapi banyak siswa jebolan Malhikdua yang lolos tes seleksi beasiswa di berbagai perguruan tinggi, bahkan beasiswa ke Mesir pun tak hanya hitungan jari. Dan yang lebih unik lagi, disini tersedia program spesifikasi, sebagai pemapung ketrampilan dan bakat siswa. Kalau tadi saya berkata Mondok sambil sekolah , sekarang saya berdkata Sekoah sambil kursus . Diakui, selama bertahun-tahun saya belajar bahasa Inggris disekolah _ sejak MI hingga detik ini_ bisa speak English ya disini ( karena sayas mengambil spes bahasa, jadi saya ceritakan spes itu ) meskipun sepatah dua patah kata tapi berani mengucapkannya.

Masih banyak lagi cerita tentang Al Hikmah dan Malhikdua dan tentu bisa anda alami sendiri bila anda                                                   bergabung bersama kami disini. Dan yang pasti saya bangga bisa bergabung disini.

Begitu banya pertmbangan, belum tentu yang telah saya dapatkan disini bisa saya temukan ditempat lain. Belum tentu pula sekolah baru yang saya tuju nanti bisa lebih baik dari ini. Sudahlah..saya lebih memilih istiqomah, lagi pula dimana pun tempatnya itu tergantung saya lah yang menentukan nasib saya sendiri. Mau jadi A, B, C, atau Z sekali pun ya tetap pada saya kembalinya. Bukankah begitu?…

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

4 Replies to “Kabar Gembira…”

  1. ooo gituu.. ceritanya
    kalau kamu sampai pindah. rasanya… banyak yang merasa kehilangan.

    note : tapi gak enak lihat HP dimasukin dalam contoh buruk.. (doh).. Protes!

    masa sih..da yang merasa kehilangan?makanya jangan dirasain biar nggak kehilangan..he..
    abisnya disini emang HP dilarang and dampak negatif emang lebih banyak sih dibanding manfaatnya (bagi damai ). But if bagi mas tu kurang sependapat ya up to u lah..kan sudut pandang orang berbeda so pendapatnya juga pasti beda.he..

  2. Yupz … Betul

    Jangan pindah… Krn Sy saja
    menyarankan ponakan saya masuk malhikdua school
    Trus…

    1. Ust. Fauzan anaknya udah didaftarin ke malhikdua school
    2. Ibu Nur Fadilah (gr. Mtk dulu) mendaftarkan anaknya ke malhikdua school
    3. 50 % alumni Mts dan SMP yg pinter2 masuknya ke ma2
    4. Keluarganya Ibu Ita, kel. Ibu Een, Kel. Pak Jamil semuanya didaftarin ke malhikdua school


    Malhikdua school memang OKE..

    Buanyak sekali yg bisa didapat disini… Apa aja ada…
    Asal kamu mau berjuang dan pantang menyerah.

    SIP tanpa telor! Ok deh Damai akan terus berjuang..! Thanks…

  3. aku dulu juga sempet mau pindah…,,tapi alhamdulillah ahirnya aku lulus juga dari MAK 2. so keep spirit okey….

    alhamdulillah, semoga Damai juga bisa disini setidaknya sampai lulus,klo bisa sih selamanya kali ya..he…amin…

  4. Kamu untuk kamu, silahkan pilih A, B, C, D, atau E.
    tapi satu hal, jangan pilih titik.
    Wkwkwk

    sebab itu arti sebuah keberhentian harapan.

    kalo gitu pilih koma aja ya..he…
    kok baru nongol sih?…
    thanks!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *