Sungguh ironis

Aneh ya..! padahal kita punya ribuan senandung sholawat yang merdu bahkan berfadhilah bila kita istiqomah, tapi kenapa ya ..kebanyakan dari kita lebih senang dengan nyanyian musisi-musisi ternama yang kurang bermanfaat bahkan terkadang membawa mudharat?

Semarak dunia hiburan memang telah berperan penting dalam kehidupan. Bahkan hampir setiap waktu layar kaca hanya menyajikan hiburan semata. Terutama dunia musik yang makin menggelitik. Mati satu tumbuh seribu mungkin itu tepat untuk menggambarkan perkembangan para seniman masa kini ( waktu berkunjung ke stasiun radio tempatku dulu, aku sampai bingung melihat begitu banyak daftar lagu yang akan di putar ). Semua penonton seolah terhipnotis dengan nyanyian-nyanyian yang mereka bawakan.

Lirik lagu yang berkualitas seolah bukan prioritas. Mungkin bagi mereka yang utama adalah album laku di pasaran dan memiliki banyak penggemar. Dengan begitu popularitas akan naik dan membawa keuntungan besar bagi mereka. Karena _bagi saya_ kenyataanya lagu-lagu yang banyak beredar dan di putar di berbagai media elektronik kurang memiliki makna dan lebih mementingkan hiburan semata.

Namun demikian, itu bukan soal. Dan bukan bula yang ingin saya bahas disini.

Sesuatu yang saya khawatirkan, lagu-lagu islami dan sholawat nabi perlahan akan sirna termakan lagu-lagu pop,rock,dangdut, atau pun sejenisnya. Sekarang, dari balita sampai manula semua hafal lagu Tak Gendong _misalnya_ tapi saya tidak yakin satu diantara mereka ada yang hafal si’ir asmaul husna, sholawat tib, apalagi qosidah burdah. Di sisi lain, mereka yang mengetahui jarang sekali yang melantunkan, mendengarkan, apa lagi mengamalkan sholawat tersebut ( ya di kamar, di sekolah, di kolam, bahkan terkadang di masjid pun ada yang melantunkan ) . Bahkan santri pun demikian _sungguh ironis_, mereka lebih hafal dan lebih sering melantunkan lagu-lagu dari band-band faforit mereka dari pada bersenandung sholawat nabi.

Bila bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?

Dalam sebuah buku ( saya lupa judulnya ) mengatakan bahwa mendengarkan lagu-lagu yang tidak bermanfaat itu merupakan dosa kecil. Tapi secara logika, bukankah dosa kecil itu akar dari dosa besar? apa lagi bila itu menjadi kebiasaan, wah…bahaya..itu!

Bukannya saya melarang untuk mengidolakan lagu-lagu besreta band-band atsu penyanyi siapa pun itu, tapi alangkah baiknya bila kita mengidolakan nabi kita serta senantiasa bersholawat atas beliau. Karena beliau lah yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul kiyamah….

Bukankah demikian??

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

5 Replies to “Sungguh ironis”

  1. terkait anak kecil itu lebih tergantung pengasuhan orang tuanya. ketika anak (balita) tiba-tiba bisa menyanyi lagu dewasa kebanyakan orang tua kaget, seneng, dan cerita kesana-sini tentang kelebihan anaknya.

    padahal sejatinya orang tua sedang menginvestasi penurunan anaknya kelak. Anak seperti kertas putih, orang tua yang akan mewarnai. mau lagu dewasa, remaja, oldiest, atau apapun anak-anak bisa menirukan.

    maka saya tidak bangga sama sekali ketika huday, anak saya hapal lagu orang dewasa. wajar dia hapal karena kanan kiri lagu2 dewasa dan cinta-cintaan.

    tapi saya tidak melarang anak untuk menyanyikan lagu2 dewasa, disamping pelarangan terhadap anak kecil lebih membawa pengaruh buruk dalam psikologisnya, juga karena demi ekspresi anak saja yang harus dibebaskan. akhirnya saya hanya berusaha mengimbanginya dengan lagu anak-anak yang ada. tentunya lagu anak jaman dulu.

    ini blog anak saya http://kakhuday.blogspot.com/

    he he e..jadi promosi ! :)

    mas, emang putranya umur berapa sih? wah..jangan-jangan nanti yang ngisi blog itu dirangkap ma mas novi…
    he..he…becanda.

  2. Yupz…
    Sy setuju ….
    Sby : Lanjutkan..!

    ya ampyun…..tak adakah kata lain selain kata yang tertera diatas?…
    But, thanks a lot

  3. salam, saya tahu blog ini dari pak sawali.

    kecemasan itu wajar, tapi sholawatan dan lagu religius, saya yakin, akan tetap dihidupi oleh komunitas yang masih menganggapnya penting.

    salam kenal..
    terima kasih telah berkunjung ke blog saya, dan teri kasih pula kepada pak Sawali yang telah turut mempromosikan blog ini. Saya malah tidak tahu tentang hal ini.
    Ya,semoga saja kita termasuk dalam komunitas tersebut.

  4. buat para generasi muda khusese poro santri..harus bisa memilah dan memilih mana lirik yang bak dan tidak, tak apa bila kita mendengarkan band ketika liriknya bisa membuat si pendengaar tergetar hatinya untuk selalu mengingat-Keagunganya.

    setuju!lanjutkan!

  5. nambahi master shifu…selain pengasuhan orangtuanya. kadang orang tua dah susah payah mendidik anak-anaknya dengan baik … tapi lagi-lagi faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan.. terutama Television…..tiap hari isinya nyanyi melulu ya to?
    coba aja liat tarzan.. nyanyian nya cuma bisa ” auuuoooo….aaauooo… ajah! kerna ga da tv … plus lingkngan mendukung hahahahhh

    ha..ha..ha…mungkin suatu saat bakal muncul nyanyian kuntilanak nyolong anak, hi…hi..hi…

Leave a Reply to saifuna Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *