1001 Kesan di Tipar

Edisi Di Tiparlah saya tahu 3

Bukan hanya bagi saya, pengalaman BSK ini ternyata juga pertama bagi masayarakat Tipar. Mereka mengaku sangat senang dan menyambut dengan tangan terbuka kdatangan kami, bahkan ada seorang ibu yang menangisi kepergian kami ( khususon ila pos 14 ) karena merasa masih ingin belajar bersama kami ( saya sangat bersyukur dan berterima kasih pada masyarakat Tipar yang telah menerima dan melayani saya beserta teman-teman dengan sepenuh hati ).                                                  

Lain halnya dengan putra-putri mereka yang kami ajak belajar bersama. Bahkan kami sempat putus asa ketika harus mengirimkan perwakilan lomba yang diadakan oleh Panitia BSK, karena saking tidak adanya anak yang mau mengaji apa lagi diminta menjadi perwakilan lomba ( meskipun di pos lain ada yang sampai kelebihan anak karena jauhnya jarak mushola ). Kami sadari, mungkin itu salah satu kendala pos kami.

Berbagai cara kami tempuh. Dari musyawarah bersama masyarakat dan meminta bantuan mereka. Sampai akhirnya mendatangi rumah per rumah guna menjemput putra-putri mereka untuk mau belajjar dan mengaji bersama kita. Dalam hati saya berkata, Kalau ada hiburan pasti semua nggrumut sampai pada ribut, tapi kalau dsuruh mengaji kenapa semua pada pergi? Alhamdulillah, masih ada lima putri yang peduli dan mau membantu kami. Merekalah yang masih haus akan ilmu dan mau belajar bersama kami. Mereka pula yang akhirnya mewakili pos kami untuk mengikuti perlombaan tersebut. Meskipun hanya satu perlombaan _lomba model_ yang berhasil kami menangkan, tapi setidaknya bisa mengobati kekecewaan yang kami rasakan.

Selain belajar bersama anak-anak, kami juga bertugas mengisi kulsub ( kuliah subuh ) di mushola yang kami tempati. Setiap anak diberi kesempatan mengisi dua kali pertemuan. Disinilah saya menemukan keajaiban. Saya benar-benar terkejut ketika saya bisa berpidato didepan masyarakat secara spontan. *maaf, bukannya saya menyombongkan diri*. Tema yang saya uraikan adalah tentang kewajiban zakat dan tentang shof solat. Saya sadar, ilmu saya belum seberapa, tapi sesuatu yang saya anggap kecil belum tentu kecil bagi mereka.

Satu hal yang lebih berharga. ( alhamdulillah ) saya diberi kesempatan menjadi MC dalam acara penutupan BSK bersama masyarakat desa Tipar. Meskipun dadakan dan tanpa persiapan ( dan pastinya masih sangat blepotan ) tapi ini merupakan tahap pembelajaran untuk melatih mental dan keberanian. Dalam acara inilah berkumpul semua peserta BSK, pengurus dan pembina HISBAN, bahkan para alumni yang kini telah sukses di masyarakat ( termasuk KH. Abdul Hamid, pencipta Mars HISBAN dan Mars Al Hikmah, menyempatkan diri untuk hadir dan menyampaikan tausiah )

Demikianlah sekelumit kenangan BSK yang dapat saya bagi bersama sobat blogger semua.

-> Untuk kawan seposku _mas Ari, Mas Afif, Mba Halimah_ terima kasih atas kerja samanya. Maafkan segala kesalahan saya. Meski semua foto kita telah terbakar, tapi semoga memori dan ilmu kita abadi selamanya. Amin…

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

2 Replies to “1001 Kesan di Tipar”

  1. luar biasa. Seperti kkn. Gak kalah dgn mahasiswa neh.

    Semoga bisa menjadi teladan untuk anak-anak yang lain. Tentunya teladan ini baru bisa diambil kalau terus berbagi pengalaman ke teman-teman. Insyaallah. Salah satunya lewat blog ini.

    amin..
    makasih,mas!
    tapi,maaf,jangan terlalu banyak memuji,siapa tahu orang yang sering dipuji adalah orang yang paling dibenci,,he..

  2. siji sing penting manfa’at…! sayang tahun depan kalian dah lulus. pondok khususnya HISBANmasih membutuhkan orang yang seperti kalian. ok..! good luck for your activity
    .-= bayu´s last blog ..2 hal dalam hidup =-.

    yupzz!dan saya telah merasakan manfaat itu! terima kasih HISBAN, terima kasih pula kepada segenap pihak yang telah banyak membantu saya ketika disana. Insya Allah tahun depan saya masih kelas tiga, jadi kalau diberi kesempatan lagi, masih bisa ikut.

Leave a Reply to bayu Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *