Hampir Saja, Semua Sirna

Praaak… (auw)

Breegg… desss..

Prukk…………….(aaauuuwwww)

Cepratttt… Pyahh…

Aaaaaaaaaaauuuuuwwww……

(lagi enak2 terjun payung tiba2 nyungsep, jatuh, bersenggolan dulu dengan pohon2 sebelum tanah tersentuh)

Bekkk….

(Akhirnya nyampe tanah juga)

………………………………………………………

Huhhh………….

Hampir saja. Semangat hidup mati. Hampir saja. Goncangan jiwa hancurkan segalanya. Hampir saja. Kisah teridah ini ternoda. Ya… hampir saja. Semua kesabaran lenyap tertelan keegoisan. Menuruti nafsu yang sering kali menyesatkan. Dan, hampir saja. Hembusan napas terakhir mendesir. Dan semua perjuangan ini, sirna. Pudar… samar… tertutup gelapnya hati yang -hampir saja- tak terkendali. Bahkan hampir saja… semua pergi…berakhir sampai disini.

*

Kikis…

Tipis…

Habis…

Bahkan,

Hampir Ku menangis

Ku terdampar

Terlempar

Tertindih

Merintih…perih…pedih…

Terbuang

Terlunta

Merana

Bertahan dalam napas nan hina

Menyakitkan,

Menusuk hati,

Tembus jantung hingga paru-paru

Sakit…tertahan dalam jerit

Teriak dalam suara yang tampak

Terjatuh…rapuh…

Hancur…lebur…

Bersama asa yang hampir saja terkubur

*

Dan, tahukah sobat apa yang membuat saya masih bertahan hingga detik ini? kembali bangkit, berani membuka mata, menatap dunia, menerawang masa depan, positive thinking, dan bertekad wujudkan impian, menggapai angan.

Padahal asa sudah menunduk diujung tanduk. Harapun pun bertepi di pucuk duri. Dan, ah….rasanya saya tak sanggup lagi berdiri.

Tahukah sobat apa jawabannya?

Bagaimanakah ketidakberdayaan ini menjelma menjadi keyakinan akan asa pasti? Apakah mungkin kelemahan menjadi embrio bagi lahirya kekuatan?

Saya pernah mendengar bahwa bagi orang beriman, kekuatan justru berasal dari kelemahan. Sekali pun itu berpuncak ketika ia memuntahkan segala macam jenisnya. Ketika kiat sama sekali tak mampu mengklaim bahwa segala kelebihan yang bersemayam dalam diri kita merupakan produk dari kerja keras, kecerdasan, semangat tinggi dan berbagai sumber pengetahuan. Disitulah kelemahan siap menghadang. Kelemahan itu akan berproses mendekati sumber kekuatan, yaitu Allah.

Kita harus mempreteli satu per satu rasa mampu mengatasi segalanya sampai keluar segala jenis kekeuatsn yang palsu dan menggantinya dengan rasa pasrah. Itulah ruang kosong tempat Allah meletakkan kekuatan-Nya. Dan saya percaya, ketika segala daya ini berada di titik darah penghabisan, Dia pasti akan mendekat, membisikkan kekuatan pada kita, menentaskan kita dari segala keterpurukan. Dan merangkul kita sembari berkata, Aku (Allah) bersama orang-orang yang sabar.


CategoriesUncategorized

Leave a Reply

2 Replies to “Hampir Saja, Semua Sirna”

  1. aku kira damai lagi masak di dapurr… eh eh eh..tak kusangka…..

    tetep semangat meraih impian…….
    kata sang pemimpi : bukan seberapa jauh kita bermimpi tapi seberapa besar kita untuk mimpi itu.

    ho’oh, betul bgt tu

  2. gak cuma mendengar lagi damae.. nih :

    ‘Kanjii Ajzii…Di balik Kelemahan selalu tersimpan Kekuatan.

    Kalau mengaitkan dengan ajaran nabi isa, di dalam diriku terhadap ruhul kudus maka saat itu cuma Al-Qudus yang menguasainya. makanya nabi Isa digambarkan orang yang lemah, bermata sayu, dst..

    Kalau si kera sakti akan bilang Kosong adalah isi dan isi adalah kosong.
    maksudnya, kehidupan ini hanyalah ilusi dan ilusi ini hanya bisa disadari melalui kehidupan.
    Didalam kekosongan yang terlihat tanpa makna sesungguhnya ada makna dahsyat yaitu tanpa kekosongan tidak akan ada semuanya, sesungguhnya jika orang sudah memaknai ari kekosongan maka orang itu bisa memahami TUHAN..

    hmmm…yupz! setuju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *