Kapan Damae Bisa Damai?

Eughh                                        . Serasa pengen teriakkkk!!! Kirain habis UN bakal bisa bernapas lega. Ternyata..!!! Seabreg tugas numpuk di depan mata. Duh, Gusti.. kapan sih hidup Damae bisa damai?                                        , keluh hati kecilku meletup-letupkan emosi yang hampir saja membakar nafsu.

Untungnya, masih ada hati nurani yang berbisik.

                                             Sabar, Mae. Hidup tanpa masalah sama dengan mati. Bersyukurlah karena Allah masih memberi kesempatan untukmu berkarya. Bukankah proses penyelesaian semua tugas itu akan memberimu lebih banyak pelajaran berharga? Hadapi dengan senyuman dan fokuslah. Coba selesaikan tugas itu satu per satu. Percaya deh, kalau satu tugas berhasil diselesaikan, Insya Allah tugas yang lain pun bisa diatasi. Ayo, Keep Spirit! La tahzan, Innalloha ma’ana.                                        

He..he                                         kadang Damae geli kalau antara malaikat dan syetan sedang bertarung di dalam kalbu. Masing-masing saling mempertahankan diri. Andai Damae bisa melihat dua makhluk ghaib itu, mungkin malah kabur kali, ya. Bak..beuk! ciat..cuit..!cia                                        tt!prakk!! Ha..ha.. kaya ayam jantan ngejar-ngejar ayam betina mau di                                         (lho.. kok jadi nglantur!)

Sobat, mungkin apa yang Damae rasakan juga dirasakan oleh sobat lainnya. Seperti curhat sobat kita yang satu ini ni (ngelink ke blog ukhti yani). Apalagi yang pernah jadi aktivis organisasi. Beuh                                         dijamin sedang kalang kabut menelesaikan agendanya sebelum sandang alumni benar-benar melekat dalam diri.

Kalau di buku catatan agenda Damae, sampai detik ini sudah ada sepuluh kewajiban yang terus memburu untuk segera diselesaikan. Yang pasti, kurang dari dua puluh hari lagi! Ada yang mau menambahkan? (gile aje.. ini juga dah bikin mual-mual).

Meskipun ada juga yang benar-benar bebas tugas alias Free                                         masa-masa ini. Atau mungkin sekedar mengurusi Pensi (Pentas Seni) pra Haflatutaudi _perpisahan_. Tapi, senganggur-nganggurnya sobat Malhikdua, masih tetap ada tanggungan kan? Yupz! UP (Ujian pesantren) belum dilaksanakan lho.. So, jangan harap bisa tenang dulu.

Ya, sudahlah. Kita semua sama-sama berjuang melakukan yang terbaik untuk menjadi yang terbaik di penghujung pertempuran kita nanti. Satu hal yang pasti, betapa bodohnya mereka yang mengeluh dan berputus asa saat masalah datang menerpa. Karena Menjadi yang pertama melewati garis akhir menjadikan sobat pemenang hanya dalam satu tahapan kehidupan. Yang sobat perbuat setelah melewati garis akhir itulah yang benar-benar penting.                                         (Kalau tidak salah, itu kata Ralph Boston, ya?)

Sobat, masihkah sobat mengeluh? Mengeluhlah, dan lihat berapa banyak waktu sobat yang terbuang.

Salam satu jiwa, salam sukses.

Salam Damae Wardani.

Leave a Reply

5 Replies to “Kapan Damae Bisa Damai?”

  1. wah yg udah ujian ….
    seneng deh bisa liat kels akhir selesai dari urusan.a

    tinggal adik kels .a yg hrs bergegas menggantkan mrka …
    di penghujung semester kali ini

    iya mba hidup tanpa masalah bagai
    gula dan asin ….
    ada yg manis dan ada juga asin…

  2. Sabar dan ikhlas adalah kunci untuk tidak mengeluh. Jika dijalani denga ikhlas da sabar, Insya Allah akan berjalan dengan baik. Yang penting tetap semangat. Kedamaian hati pasti bisa benar-benar kamu dapatka, asal kamu bisa sabar dan ikhlas dalam menjalani semua tugas-tugas kamu tersebut.

    ok. terima kasih atas kunjungannya

  3. mbak damai, tugas itu termasuk bagian dari dinamika hidup, mbak. asalkan dilakukan dengan rasa senang dan penuh cinta terhadap tugas, insyaallah semuanya akan memberikan banyak berkah. *doh, kok jadi sok tahu saya, ya?, hehe … *

    yupz! setuju, pak dhe.

    bukannya sok tahu, tapi pak dhe emang tahu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *