Bukti Kekompakan Jurnal D: Kenakan Batik pada HPN

Meski datang terlambat ke gedung baru fakultas Dakwah dan Komunikasi, mahasiswa Jurnalistik D tetap percaya diri memasuki Aula Lt. 4 yang sudah dipadati audience. Dipandu oleh sang kosma, Saepul Hamdi, ke-37 mahasiswa ini dipuji berkostum paling rapi oleh salah satu dosen pengampu matkul yang mengajar sebelumnya, lantaran serempak mengenakan batik untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-66 yang jatuh pada 9 Februari kemarin.

Sebagaimana diberitakan beberapa media kampus, Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurnalistik baru saja mengadakan peringatan HPN bertajuk Reorientasi Peran Media Massa Kamis kemarin di Kampus tercinta (baca: UIN SGD Bandung). Acara yang dijadwalkan mulai pada pukul 09.00 WIB ini sekaligus menjadi kuliah umum perdana di awal semester 2 dan peresmian gedung fakultas baru yang belum sebulan ditempati.

Sedikit menilik tema, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M.Ag beropini bahwa kini media massa cenderung lebih banyak menyajikan entertainment-nya dari pada nilai-nilai education. Oleh karena itu diperlukan adanya reorientasi peran media yaitu bagaimana pers punya tanggung jawab terhadap kecerdasan dan juga pemberdayaan serta pencerahan terhadap masyarakat    , ungkapnya pada konferensi pers yang digelar pasca pembukaan seminar.

Senada dengan semangat dan antusias para audience yang berangkat dari Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung sebagai tuan rumah, UNPAD, UPI, UNIKOM, dan sederet jurnalis koran harian Republika, Sindo, inilahjabar.com, juga MQ Nasional dan kawan-kawannya, dua pemateri yang ahli dalam dunia pertelevisian pun gamblang menanggapi setiap pertanyaan yang terlontar.

Menanggapi pentingnya reorientasi media massa, Dr. H. Dede Mulkan selaku pengamat televisi, mengungkap bahwa dunia pertelevisian disinyalir sudah melenceng dari kode etik jurnalistik. Beberapa aspek yang harus diperhatikan diantaranya, televisi harus bisa menjadi sebuah pasar yang ideal, bisa dimasuki oleh siapa saja, bisa diikuti oleh siapa pun, bisa dintonton dan bisa didengar oleh khalayak secara menyeluruh.

Hal yang tak kalah pentingnya, ruang publik ini sesuatu yang netral dan tidak boleh diracuni oleh apa pun. Meski televisi selalu menjadi ajang penjualan produk, namun televisi juga harus mengikuti aturan pasar dan rating yang menjadi ukuran utama dalam keberhasilan sebuah tayangan ialah kenyataan ketatnya persaingan. Adanya tekanan-tekanan dari pemilik perusahaan kini bukan rahasia umum lagi, terlebih bila ranah politik sudah berbicara, perkara kode etik seolah rambu-rambu yang mati lampunya.

Dalam kacamata Mulkan, sudah seharusnya media massa menyampaikan nilai-nilai informasi yang tunduk pada UU, agama, moral dan nilai-nilai sosial. Mari kita kritisi media televisi untuk mendapatkan sesuatu yang mencerdaskan     ajaknya di akhir pemaparan.

Lain hal dengan Patra Hidayat, pembicara kedua yang kini menjabat sebagai Kepala Biro SCTV, dalam analisanya reorientasi peran media dimungkinkan karena adanya kejanggalan yang tidak sesuai dengan fungsi utama. Agaknya istilah bad news is good news terbukti dari tingginya rating suatu acara yang tentu saja ada andil pemirsa di dalamnya.

Saya sebagai jurnalis, tidak menganggap bahwa berita itu bukanlah sesuatu yang bisa dijual, yang penting saya bisa menyampaikan berita yang ada kepada masyarakat     ujar wartawan Liputan 6 SCTV yang sudah mengenyam asam garam seorang jurnalis selama 12 tahun.

Hingga menjelang adzan dhuhur berkumandang, sejumlah partisipan dalam seminar masih terus melontarkan pertanyaan. Acara diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari panitia kepada narasumber, dilanjutkan beberapa pengumuman terkait perkuliahan.

Rencananya, dibawah kepemimpinan Drs. H. Enjang AS, M.Si, M,Ag yang baru menjabat satu setengah bulan sebagia ketua jurusan ilmu komunikasi, agenda semacam ini akan diselenggarakan rutin setiap bulan. Tentunya bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang kerap memotori jalannya acara.

Semoga review sederhana acara ini bisa menjembatani eksistensi Mahasiswa Jurnalistik dalam kiprahnya.

width=169

Leave a Reply

4 Replies to “Bukti Kekompakan Jurnal D: Kenakan Batik pada HPN”

Leave a Reply to saepul Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *