Kecipak mungilmu mencuri naluriku
Duhai, Peri
Tampan dan memesona
Seraut manis romanmu berkisah
Jangan sedih, aku terlahir untuk menjadi pelangimu
Tanpa suara
Dan, kuterpaku
Tertunduk malu
Jemari indahmu menggemulai
Mengajakku merabai alam barumu: dunia
Riang,
Tapi penuh keteduhan
Berjanjilah membersamaiku hingga dunia melepasku kembali
Lirih jantungmu berdegup
Menggenggamku
(17 Ramadan 1434 H, 1432 WIB)
Lirih