Terapi Air Hangat, Tips Paling Mujarab Atasi Nyeri Haid

Sejak 7 tahun lalu, hampir tiap bulan saya menderita nyeri haid yang kece abiz. Sering ibu langsung melarikan ke dokter, tapi jawaban dokter tidak pernah memuaskan. “Tidak apa-apa, Bu. Ini hanya nyeri haid biasa. Nanti juga sembuh. Tidak perlu dicemaskan.”, selalu itu yang saya dengar.

Sering kesal sendiri. Mbok yo haid tinggal haid, tidak usah pakai sakit. Pikir saya dulu begitu. Satu sisi saya tidak tahu penjelasan detail mengapa bisa nyeri haid, sisi lain saya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Alih-alih berharap dokter mampu memberi pencerahan, ternyata jawabannya tak lebih dari “tidak perlu dicemaskan”. Padahal saat itu saya ingin berteriak: kalau tidak perlu dicemaskan, kenapa sampai sesakit iniiiii???!!!

Ahaha! Ya, begitulah, sob. Nyeri haid memang gampang-gampang susah. Bahkan kadang saya bolos kuliah hanya karena nyeri haid. Jangankan untuk pergi kuliah, tiduran saja sakitnya minta ampun.

Tentang Nyeri Haid

Setelah saya telusuri, ternyata nyeri haid atau dalam istilah medis disebut “dysmenorrhea” terjadi karena adanya kontraksi rahim atau iskemia otot rahim dan lepasnya dinding rahim akibat peningkatan prostaglandin. Selain itu, rasa nyeri haid juga dikarenakan faktor hormonal, psikis, bahkan kecemasan yang berlebihan.

Klasifikasi Nyeri Haid

1. Dismenore primer; usia lebih muda, timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur, sering pada nulipara, nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spesifik, nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.

Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, dengan lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah atau melahirkan.

Nyeri haid ini tergolong normal, namun dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, kondisi tubuh yang menurun, atau pengaruh hormon prostaglandine. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.

2. Dismenore sekunder yakni; usia lebih tua, cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur, tidak berhubungan dengan siklus paritas, nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul, nyeri dimulai dari haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah.

Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit yang datang kemudian. Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, atau bisa karena kelainan kedudukan rahim yang menetap.

Ada juga yang disebut dengan endometriosis, yaitu kelainan letak lapisan dinding rahim yang menyebar keluar rahim, sehingga apabila menjelang menstruasi, pada saat lapisan dinding rahim menebal, akan dirasakan sakit yang luar biasa. Selain itu, endometriosis ini juga bisa mengganggu kesuburan (Mansjoer, 2003).

Gejala Nyeri Haid

Gejala-gejala nyeri haid di antaranya

  • Sakit kepala
  • Sepresi dan menangis
  • Payudara nyeri dan bengkak,
  • Rasa sakit datang secara tidak teratur
  • Tajam dan kram di bagian bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita)

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Gejala-gejala tersebut meliputi tingkah laku seperti kegelisahan, defresi, iritabilitas/sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat.

Cara Mengatasi Nyeri Haid

Dalam dunia pengobatan Barat, teori yang akhir-akhir ini banyak digunakan adalah teori peningkatan kadar prostaglandin pada wanita dengan dismenore. Yakni menggunakan anti prostaglandin non steroid seperti: asam mefenamat, naproksen dan ibuprofen, yang berefek menurunkan konsentrasi prostaglandin di endometrium.

Namun obat-obat ini memiliki banyak efek samping yang merugikan. Diantaranya  menimbulkan iritasi lambung, kolik usus, diare, lekopeni dan serangan asma bronkial. Keberhasilan pengobatan dengan menggunakan metode ini belum diketahui dengan pasti, sedangkan alternatif pengobatan lainnya yakni akupunktur memiliki tingkat keberhasilan sekitar 90,9%.

Cara sehat, alami, dan manjur untuk mengatasi nyeri haid yang saya rangkum dari beberapa sumber antara lain:

1. Mandi dengan air hangat.

Cara lain yang dapat Anda lakukan, gunakan bantalan pemanas, kompres handuk atau botol yang diisi dengan menggunakan air hangat. Kemudian tempatkan di perut dan punggung bawah. Juga minum minuman hangat. Ini akan membantu tubuh anda lebih rileks dan melancarkan peredaran darah.

2. Tidur dan istirahat yang cukup, dan olahraga teratur.

Beberapa wanita mencapai keringanan rasa sakit melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh.

3. Hindari minuman dingin.

Menggantinya dengan minuman hangat dan mengandung kalsium yang tinggi. seperti susu hangat.

4. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa sakit yang Anda rasakan saat haid.

Pijat menggunakan jari telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. Bernapaslah dalam dan perlahan untuk relaksasi. Mendengarkan musik, membaca buku, menonton tv atau film juga dapat membantu sebagai pengalih rasa sakit.

5. Hindari memakai pakaian ketat sebelum atau selama menstruasi.

Dari semua tips di atas, cara paling ampuh yang sudah saya buktikan adalah terapi minum air hangat secara teratur. Minimal pagi sebelum beraktivitas dan malam sebelum tidur. Lebih bagus lagi kalau ditambah susu, madu, jahe, tanpa telor (karena saya tidak tahan bau amisnya, hehe). Pas di perut, enak di mulut.

Selamat mencoba, sob. Semoga setelah ini tidak menderita nyeri haid lagi, ya. :)

Leave a Reply

2 Replies to “Terapi Air Hangat, Tips Paling Mujarab Atasi Nyeri Haid”

  1. Wah, kok yang bahas malah jurnalis? Jadi malu sama profesi sendiri

    ahaha.. abisnya nyari di blog mbak akper gak ada sih, hihi.. :)

Leave a Reply to Lulu Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *