Opik #4: Malming Paling Romantis itu….

Dari semua malam Minggu alias Malming yang pernah sobat lewati, mana yang Sobat rasa paling romantis? Kapan? Sama siapa? Gimana kejadiannya? Yuk, crita!

Kalau aku, Sob, sering ngayal nikmatin Malming paling romantis di warung rujak tepi jalan (biasanya lebih maknyus ketimbang di resto). Backsoundnya lalu lalang kendaraan dan mesin yang berebut ruang polusi di udara. Di bawah percikan penerang jalan yang masih kalah terang di banding senyum rembulan. Sepanjang mata memandang, pentas drama kehidupan sedang berlangsung sesuai skenario-Nya. Drama yang nggak pernah sama (satu sama lain).

Terus kenapa aku pilih rujak? Simple. Ngunyah rujak itu ada sensasi manis, asam, asin, pedas, juga pahit. Manis jelas dari gula dan buah-buahan, asam pasti dari bumbu asam yang diperas dari buah asam, asinnya garam, pedas sudah tentu dari biji cabai rawit sesuai selera. Pahitnya? memang nggak ada di dalam rujak, Sob. Tapi hampir tiap habis makan rujak, aku diare! Bisa 3 harian! Pas banget buat maksa istirahat di kamar!

Opz, jangan salah, Sob! Justru itu yang kusuka dari rujak. Apa pun nama rujaknya. Dari mana pun asalnya. Manis asam asin pedas dan pahitnya rujak, persis seperti drama kehidupan. *Ceile.. berfilosofi.

Tanpa harus kuurai panjang dibagi lebar ditambah keliling dikali volume pun, Sobat pasti tahu kalau kesempurnaan akan datang saat semua rasa dinikmati (selengkapnya klik di sini). Begitu pun hidup. Sempurna rasanya kalau kita bisa menikmati setiap manis asam asin pedas dan pahitnya hidup dengan lapang dada. Plus tidak pernah lupa bersyukur. Mau racikan (Tuhan) itu dibubuhi satu-satu atau sekaligus menimpa kita, angle-nya tetap sama: kesempurnaan rasa!

Nah, malming sambil nikmatin rujak kurang lebih juga begitu intinya, Sob. Biar selalu ingat manis asam asin pedas dan pahitnya sebuah hubungan (dengan kekasih). Juga kehidupan yang telah terlewat, sekaligus masa depan yang mungkin sudah direncanakan. #Ukhuk2 *tersedak

Pertanyaannya: benarkah malam Minggu itu ada? Para jombloers selalu ngledek: adanya Sabtu malam (disingkat Salam)! Malam Minggu konotasinya identik dengan “pacar”, sedangkan jombloers itu “independen”, “single”, alias “nggak punya pacar”. So, Sabtu malam terdengar lebih manusiawi dari pada malam Minggu buat jombloers.

Eniwei, mau Malming atau Salam, durasinya tetap sama! Hari Sabtu, jam 18.00-00.00 WIB. Dan ini kisah paling romantis yang pernah kualami di durasi itu: Jalan kaki dari jalan Tamansari sampai PHH. Mustofa!

Mending kalau badanku fit. Ini mah habis basah kuyup dari jam 4 sore, baju tetap dipakai sampai kering sendiri, otak sudah diperas dari pagi, belum sempat makan yang benar, ditambah gerimis sepanjang jalan, trotoar becek dan sering diserobot pengguna motor, mata sayu, kepala pening, sesekali terciprat genangan air yang terinjak mobil (tanpa mata). Kebayang gimana rasanya?

Romantis pake bingits! Lebih dari sejam aku nyetrika jalan sama seorang kawan. Nona asli Jakarta yang badannya saingan kurus sama aku. Sekali waktu berhenti beli roti dan dimakan sambil jalan. Saking pingin cepat sampai rumah tapi perut nggak bisa kompromi.

Adegan jalan kaki ini bukan disengaja, Sob. Dengar dari beberapa radio, jalur menuju Dago (Bandung) dialihkan karena ada Dago Car Free Night atau Dago Culinary Night. Efeknya macet mengular puanjaaaaang dari depan Gedung Sate ke arah Dago atau sebaliknya. Nggak tanggung-tanggung, macetnya dari habis dhuhur sampai aku balik jam 7-an malam malah tambah parah.

Bisa dipastikan nggak ada satu pun angkot Caheum-Ledeng yang biasanya kunaiki pulang pergi. Sekalinya ada, pinuh pisan! Masa harus pangku-pangkuan sama penumpang lain? Grrrr.. Masih mending jalan kaki!

Meski jempol kaki agak ngambek pertanda hari Minggu ini nggak bisa dipakai jalan lagi, nikmati saja. Meski virus flu batuk sudah ada tanda-tanda nyangkut di pori-pori (sok tahu nih), nikmati saja. Meski cucian tambah berat, ya sudahlah. Meski meski meski dan meski lainnya, nikmati saja.

Yang penting, itu Malming paling romantis yang pernah kualami! Lebih manis asem asin pedas dan pahit dari rujak!

Gimana denganmu, Sob?

Leave a Reply

3 Replies to “Opik #4: Malming Paling Romantis itu….”

Leave a Reply to saeful Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *