Opik #7: Kalau Sekarang Aku Kasih Kamu Satu Lagu, Apa Judul yang Kamu Pilih?

Kawasan Cibiru, Bandung Timur, sore ini masih berada di suhu 21 derajat. Gerimis manis, mendung manja. Tralala.. (apa sih, Damae!)

Dingin-dingin gini enaknya ngapain, sob? Minum teh manis dan makan mie instan rebus dikasih potongan cabai (ditambah bakso lebih maknyus). Apalagi kalau ada pisang goreng dan novel! Beuuuhhhhhhh… Sedap pisan!!

Eitzz! Tunggu. Ada yang kurang, sob. Kamu kudu sambil dengerin radio atau mp3 yang lagunya slow-galau! Biar nggak garing dan Krik.. Krik.. Krik.. (emang jangkrik masih idup? Ah, nanti kita cari tahu).

Kenapa aku bilang kudu sambil dengerin lagu? Bukan tanpa alasan, dongs. Selain nemenin sore santai kamu, lagu atau lebih umum disebut musik itu ternyata punya kedigdayaan, sob.

Wuih, semacam kedigdayaan Nyi Roro Kidul kah? Atau paranormal (dan para-non-normal) yang sering sulit kita bedain dari julukan “dukun”?

Enggak, atuh! Kamu mah, kemana aja pikirannya? Sekalian aja sebutin Nyi Blorong, Bocah Gaib, Babi Ngepet, dan bala kurawanya! Duh, maaf, jadi kebablasan. Efek skripsi ngupas soal misteri (padahal skripsisnya aja masih misteri).

Okey, back to myusik. Kedigdayaan musik yang kumaksud itu, sob, ditinjau dari segi bahasa (serius ini mah). Musik dianggap sebagai “bahasa hati”, karena ketika orang mendengarkan musik itu bisa menyentuh hati. Apalagi kalau suara penyanyinya merdu dan lirik lagunya pas banget sama suasana hati kamu. Bahkan, nggak sesuai pun, musik justru bisa membawa hati kamu masuk ke alam isi lagu yang lagi kamu dengerin.

Misal, kamu lagi kangeeeen banget sama doi yang tinggalnya beda kota, terus kamu dengerin lagunya Raisa, judulnya LDR. Gimana rasanya? Meler lah! Air matanya! Iya, kan? Atau pagi-pagi baru bangun kamu disuguhi lagu nge-beat sama radio, ditambah penyiar yang powerful dan kocak abis! Pasti tambah semangat kan? Tapi dijamin kamu bakal tarik selimut dan tidur lagi kalau denger lagu slow-galau!

Nah, makannya, sob, musik disebut “bahasa hati”!

Selain itu, musik juga disebut-sebut mampu “menembus batas intelektual”. Ceile.. Bahasanya booo! Setinggi pohon kepala, eh, kelapa. Syuda macam men-ter men-ter kelautan saja Awak ini (Ibu Susi?)

Gini, loh, sob. Maksud “menembus batas intelektual” itu, musik bisa mengalihkan perhatian dari aktivitasmu, bahkan sekalipun kamu sedang belajar! Nggak percaya? Coba saja! (pura-pura juga boleh) kamu coba buka buku pelajaran di sekolah, kampus, atau apa pun yang bisa kamu pelajari sekarang. Nyalain musik dan tetap membaca dalam keadaan musik berbunyi. Gimana, apakah musik bisa menganggu konsentrasimu? Atau kamu malah larut dengan musik (bukan bacaan) -nya?

Memang, ada juga yang mampu tetap fokus membaca meski ada musik. Bahkan baru bisa fokus membaca atau belajar kalau ditemani musik. Ada juga yang bisa cepat menghafal kalau sambil dengerin musik, dan tipe-tipe lain yang bisa kamu tambah sediri, sob.

Intinya: musik mampu menembus batas intelektual itu, musik bisa mengalahkan tingkat perhatianmu terhadap sesuatu yang sedang kamu kerjakan (khususnya kegiatan yang membutuhkan fokus dan pemikiran), atau justru musik membantu kamu untuk mencapai titik tertinggi dari kegiatan yang butuh fokus dan pemikiran.

Bingungkan? Aku lebih bingung, sob. Tapi semoga lama-lama kita paham, ya. #Aamiin

Wah, nggak kerasa puanjang juga ini ngegosipin si musik. Langsung aja, yuk, kita ke inti Opik alias Obrolan Topik ke 7! (dari tadi kek, Damae!)

Kalau sekarang aku kasih kamu satu lagu, apa judul yang kamu pilih?
(dan siapa penyanyinya?)

Jawab, ya, sob! Langsung tulis di kotak komentar atau boleh dikirim ke email damai@wardani.info (barangkali kamu terlalu malu untuk mengungkapkannya). Satu lagu aja, ya!

Kalau aku, sob, (boleh kan aku bersuara juga?), lagu yang bakal aku pilih itu “Hanya Satu Hari” dari Sunday Project feat Davina Raja. (nulisnya bener, kan?)

Karena sejujurnya, sob, aku nggak minta apa-apa, cuma ingin satu hari saja bisa ketemu sama pembaca setia blog sederhana ini. Iya, ketemu kamuuuu!***

CategoriesUncategorizedTags

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *