Aku sangat ingin berpikir rasional, Angin. Bahkan selalu bertekad untuk rasional. Tanpa bermaksud menyepelekan hal yang irrasional, tapi.. Aku ingin meyakinkan diri sendiri bahwa, kehadirannya pun rasional!
Soal apa lagi ini?
Entahlah, Angin.. Aku tidak yakin.
Slow down, honey. Apa yang irrasional dan rasional?
Dia, honey! Diaaaa!!! Hiks.. Hiks..
Huhf.. Tidak adakah topik yang lebih ceria?
Baiklah. Kenapa, kenapa, honey? Dia kenapa?
Dia ada dimana-mana. Di semua tempat yang dulu pernah kami singgahi, lengkap dengan reka ulang adegan perjumpaan. Di sepanjang jalan yang dulu pernah kami lalui, semua mobil berubah jadi mobilnya. Di setiap tetes hujan yang turun, ada suara dan senyumnya. Bahkan saat aku berjalan, duduk di bis kota, menatap langit, hingga makan, tidur, atau sekadar membaca buku, selalu ada bayang dan sapaannya. Apa aku gila, Angin? Continue reading “(Ir)Rasional”