Opik #7: Kalau Sekarang Aku Kasih Kamu Satu Lagu, Apa Judul yang Kamu Pilih?

Kawasan Cibiru, Bandung Timur, sore ini masih berada di suhu 21 derajat. Gerimis manis, mendung manja. Tralala.. (apa sih, Damae!)

Dingin-dingin gini enaknya ngapain, sob? Minum teh manis dan makan mie instan rebus dikasih potongan cabai (ditambah bakso lebih maknyus). Apalagi kalau ada pisang goreng dan novel! Beuuuhhhhhhh… Sedap pisan!!

Eitzz! Tunggu. Ada yang kurang, sob. Kamu kudu sambil dengerin radio atau mp3 yang lagunya slow-galau! Biar nggak garing dan Krik.. Krik.. Krik.. (emang jangkrik masih idup? Ah, nanti kita cari tahu). Continue reading “Opik #7: Kalau Sekarang Aku Kasih Kamu Satu Lagu, Apa Judul yang Kamu Pilih?”

Opik #6: Keren itu….

Sering dengar kata “keren”? Seringlah (pake Banget)! Cowok keren itu cowok impian gue, cewek keren itu incaran gue banget, eksmud (eksekutif muda) itu keren banget, keren itu dosen ganteng yang baik hati; dan segudang kata “keren” lain yang -sadar nggak sadar- sering kita sebutin. Dari ngomongin orang, musik, karya, pekerjaan, benda, sampai hantu pun kadang dibilang “keren”.

Eniwei, apa sih sebenarnya makna keren itu?

Nahloh! Continue reading “Opik #6: Keren itu….”

Solaria Selenia

Semilir angin malam di kota yang kata sebagian orang “romantis” ini, menyibak-nyibakan jilbab lebar Trian. Wajah polos dan lucunya terlihat pas dengan tinggi badan yang tak sampai 150 cm. Kerlingan mata bulat, senyum manis, dan polahnya yang menggemaskan, membuat semua orang sepakat bahwa keluguan Trian itu menyenangkan. Terlebih pose-posenya yang justru dibanggakannya saat orang lain menyebut alay. Cocok sekali dengan kekonyolan gadis keturunan Purwokerto ini saat baru pertama kali memegang DSLR.

“Loh, ini kok gini… mas Sufyan, mas Sufyan, ini gimana?”, teriaknya panik saat hasil jepretannya tidak memuaskan. Khas logat Jawanya sangat kental. Kebanyakan orang menyebutnya dengan istilah medok.

IMG_5498Sufyan, salah satu tetua pasukan Selenia, begitu anggota komunitas Sandal Selen -blogger santri community- akrab disapa, dengan sabar mengajari Trian. Senyum manis bercampur peluh keringat Jogja membuat Sufyan tampak tetap semangat. Meski sesekali ia bergumam, “Kangen ngumpul bareng…” dengan tatapan kosong. Berharap Faroby -lurah Sandal Selen- dan paman gembul (julukan akrab untuk Novy Setyarso, founder Salan Selen) hadir di tengah kehangatan jalanan yang selalu dipadati pengunjung kota ini: Malioboro. Tapi apalah daya, gumamnya perlahan melebur dan terbang bersama angin malam.

Continue reading “Solaria Selenia”