Diary Garuda 2: Kampus Ungu, Saksi Bisu Tangis Bahagia Pejuang Malhikdua

Posting. Ya, itulah kata pertama yang terlintas di pikiran Pemred selepas membuka mata, bangun dari tidurnya.

Hmm…tak sabar rasanya jemariku berceletuk dan menari diatas keyboard tuk menuliskan semua yang terlintas di otakku, gumamnya.

Benar saja, jam 6 pagi ia sudah duduk manis di warnet samping kost-kostannnya, setelah mandi pagi dan pamitan pada Bu Ita. Namun, chat dengan sobat-sobat mayanya membuat 9 judul tulisan yang telah disiapkannya semalaman hanya terposting 1 saja. Tak mengapa, itu tak membuatnya kecewa. Toh, masih banyak waktu., pikirnya.

Dua jam kemudian, Continue reading “Diary Garuda 2: Kampus Ungu, Saksi Bisu Tangis Bahagia Pejuang Malhikdua”