Cara Mengatasi “Takut Salah” dalam Ngeblog

Ini problem yang hampir selalu dilontarkan peserta dalam pelatihan blog: takut salah. Sebulan terakhir ini ngisi pelatihan blog di beberapa komunitas, dan kata “takut salah” itu nggak pernah absen.

Takut salah dalam menyampaikan sesuatu, berujung malu, dan mandeg alias gagal berkarya. Takut salah yang dikambinghitamkan sebagai pembenaran atas kemalasan bergerak. Takut salah yang juga dialibikan untuk menyumpal ketidakmauan dalam mencoba. Continue reading “Cara Mengatasi “Takut Salah” dalam Ngeblog”

Solaria Selenia

Semilir angin malam di kota yang kata sebagian orang “romantis” ini, menyibak-nyibakan jilbab lebar Trian. Wajah polos dan lucunya terlihat pas dengan tinggi badan yang tak sampai 150 cm. Kerlingan mata bulat, senyum manis, dan polahnya yang menggemaskan, membuat semua orang sepakat bahwa keluguan Trian itu menyenangkan. Terlebih pose-posenya yang justru dibanggakannya saat orang lain menyebut alay. Cocok sekali dengan kekonyolan gadis keturunan Purwokerto ini saat baru pertama kali memegang DSLR.

“Loh, ini kok gini… mas Sufyan, mas Sufyan, ini gimana?”, teriaknya panik saat hasil jepretannya tidak memuaskan. Khas logat Jawanya sangat kental. Kebanyakan orang menyebutnya dengan istilah medok.

IMG_5498Sufyan, salah satu tetua pasukan Selenia, begitu anggota komunitas Sandal Selen -blogger santri community- akrab disapa, dengan sabar mengajari Trian. Senyum manis bercampur peluh keringat Jogja membuat Sufyan tampak tetap semangat. Meski sesekali ia bergumam, “Kangen ngumpul bareng…” dengan tatapan kosong. Berharap Faroby -lurah Sandal Selen- dan paman gembul (julukan akrab untuk Novy Setyarso, founder Salan Selen) hadir di tengah kehangatan jalanan yang selalu dipadati pengunjung kota ini: Malioboro. Tapi apalah daya, gumamnya perlahan melebur dan terbang bersama angin malam.

Continue reading “Solaria Selenia”