Makan Beralas Sobekan Plastik di Pesantren Modern 2

Sudah membaca seputar Ma’had Al Jami’ah?

Yupz! Saya masih berhutang satu cerita tentang keunikan cara makannya.

Hmmm                                         Tiada maksud apa pun dalam tulisan ini. Hanya sekedar memotret keunikan yang saya alami di pesantren modern Ma’had Al Jami’ah.

width=224

Ini dia faktanya.

Alas makan yang digunakan bukanlah kertas minyak atau kertas nasi rames. Bukan juga piring atau nampan. Melainkan plastik yang dibelah kanan kirinya agar menjadi satu bagian memanjang dan terbuka.

 

Nasi yang baru masak di ricecooker langsung ditumplek dan diratakan diatasnya. Sembari dididinginkan sedikit, dituanglah lauk pauk yang dibeli patungan. Kadang kalau semua personil beli, bisa kebanjiran lauk dan nasinya kurang. Tapi tidak jarang juga nasinya baru dimakan setengah, sedang lauknya raib dalam sekejap. Bahkan kadang kalau buru-buru, snack, chiki, mie, dan sederet makanan kering lainnya pun ludes menjadi teman si nasi.

Masih lebih baik kalau hanya nasi dan lauknya saja yang habis. Hal yang lebih parah melanda ketika air minum juga habis. Satu galon diisi pagi, sebelum jam 7 malam dijamin tidak tersisa setetes pun. Risikonya tidak memiliki galon cadangan dan tidak bisa mengisi ulang galon malam hari. Jadilah sering meminta ke kamar lain yang kondisinya juga tak jauh berbeda: kehabisan stock air.

 

Hi..hi..

Sedikit geli kalau cerita soal ini. Tapi inilah salah satu bentuk keberamaan yang akan membekas selamanya. Barangkali puluhan tahun setelah keluar dari sini pun tetap akan melekat dalam bingkai album kenangan.

Ya, itulah sekelumit asyiknya dunia santri disini.

Eitszzz! Ini belum sampai pada cerita serunya kicauan mulut sepuluh orang dalam satu kamar. So, nantikan kisah berikutnya ya!

Leave a Reply

One Reply to “Makan Beralas Sobekan Plastik di Pesantren Modern 2”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *