Di Desa Ini Hampir Tiada Hari Tanpa Mati Listrik, Kemana PLN?

Beberapa bulan terakhir, ibu saya yang tinggal di dusun Purwadadi, desa Cisumur, kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, sering cerita soal mati listrik. Sayangnya saya (yang kala itu berdomisili di kota lain) selalu berpikir positif dan bilang: mungkin sedang ada pemadaman bergilir, bu. Continue reading “Di Desa Ini Hampir Tiada Hari Tanpa Mati Listrik, Kemana PLN?”

Tak Terasa Seminggu..

Aku antar kau
Sore pukul lima
Laju roda dua
Seperti malas tak beringas

Langit mulai gelap
Sebentar lagi malam
Namun kau harus kembali
Tinggalkan kota ini

Saat lampu lampu mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat dua kelok lagi
Stasiun bis antar kota pasti terlihat

Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Rakus kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu

Tiba di tujuan
Mesin ku matikan
Jariku kau genggam
Seakan enggan kau lepaskan

Saat lampu lampu mulai dinyalakan
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku
Jarak bertambah dekat dua kelok lagi
Stasiun bis antar kota pasti terlihat

Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Rakus kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu

Celoteh “Klik”

Langitnya cantik. Seperti biasa, atap kosan selalu menyenangkan untuk berceloteh. Sembari melambai pada sang senja, mataku hampir tak berkedip beberapa menit -memerhati guratan awan. Ah, ya, Angin juga sudah mencumbu pipiku. Sayang dia langsung terbang mengantar kawanan burung kecil yang kian sedikit barisnya.

Hari ini, entah harinya yang buruk atau hatiku yang tidak baik, aku mengalami beberapa kekonyolan. Menurut aliran positivisme (yang belakangan ini gencar dikaji mahasiswa tingkat akhir), tidak ada akibat kalau tidak bersebab. Artinya, kekonyolan ini tidak akan terjadi kalau aku tidak melakukan kesalahan.

Dengan kata lain, ada apa denganku? Continue reading “Celoteh “Klik””

Gurukul vs Al Hikmah 2

Haduh, bangun tidur dapat kabar “nyesek” dari M2Net. Serasa keceriaan mentari tertutup gumpalan awan hitam, #lebay.

“Salah satu anggota M2Net telah berpulang ke rumah”, kudengar dari kicauan burung di pohon sebelah. Bukan, bukan rumah Allah, tapi rumahnya. Alias keluar dari Al Hikmah 2. Lebih tepatnya: mengundurkan diri.

Sejatinya aku sudah berusaha “pura-pura tidak dengar”. Muak dan sedih bercampur kecewa pasti sangat pahit rasanya, kalau aku mendengar. Sayangnya telingaku tiba-tiba (seakan) punya kemampuan Lee Jong Suk (pemeran Park Soo Ha) dalam drama “I Hear Your Voice”. Tentu bukan dengan indra ke-6, tapi via desibel yang terperangkap telepon seluler.

Seketika itu juga alur cerita film legendaris (untuk tidak menyebut ‘jadul’) dari India, yang kurasa cocok dengan background Al Hikmah 2, melayang-layang di depan mata. Tidak sedang menyamakan “Mohabbatain” -judul film itu- dengan kisah di pesantren NU. Hanya inti kisah dari keduanya ada yang sama.
Continue reading “Gurukul vs Al Hikmah 2”

Jam 8 Pagi

Jam 8 pagi, jalanan sudah disetrika oleh ratusan bahkan ribuan kendaraan menuju gedung-gedung bertingkat; sekolah, segala perkantoran, pabrik, hotel, mall, restoran, dan gudang uang (bank). Andai saja ia bisa bicara, bukan, yang benar andai saja manusia mengerti bahasa jalan, mungkin takkan tahan dengan segala umpatan.

“Kulitku baru dua hari luluran sudah kasar begini, pipiku robek di tengah, badanku menggigil kebanjiran, make up-ku luntur kena tabrakan, cat kuku cantikku belum kering pun sudah diludahi, dikencingi, ditimpuki sampah sana sini.”

Untungnya manusia tidak mengerti bahasa jalan. Yang ia tahu hanyalah semacet apa pun, banjir setinggi apa pun, rusak separah apa pun, jalan tetap tak mengeluh untuk dilindas setiap saat. Demi mengais lembaran merah-biru untuk cacing perut yang menari tiap pagi, siang, dan malam hari.

Jam 8 pagi, manusia di terminal sibuk menawarkan semua jenis kendaraan; ojeg, becak, angkot, bajaj, bis ecek-ecek, bis mini, bis eksekutif, dan taxi; semua saling berebut dengan jaminan pelayanan terbaik (yang sudah digadaikan). Continue reading “Jam 8 Pagi”

Penampakan Hari Nyuci Se-Kosan

Apa yang terjadi jika semua penghuni kosan mencuci di hari yang sama? Ini penampakannya, :)

Saran saya, hindari mencuci di hari Sabtu dan Minggu. Full!!!

Bagaimana dengan rumah/kosan Anda?

Foto: Dok. Pribadi, Sabtu (26/4/2014).

Arti Tanggal Merah untuk Anak Kos

banyak tanggal merah
Belum jadi DPR saja sudah Merah semuah, :D
Source: Here

Bulan April ini banyak sekali tanggal merah. Bahkan beberapa hari yang tidak merah pun bisa jadi “berarti” merah untuk sebagian orang. Terutama anak kos seperti saya. Kalau diruntut dari awal bulan, ada tanggal 9 dan 18 yang menjadi primadona Dewi April tahun ini. Cuma 2 hari?

Yup. Memang Cuma 2 hari, sob. Itu pun tanggal 9 bukan tanggal merah, melainkan hari Pencoblosan se-Indonesia, eh, maksudnya hari Pemilu Legislatif 2014. Tanggal merah yang benar itu hanya di hari ini, 18 April 2014.

Tapi dua tanggal itu sama-sama bersambung dengan akhir pekan yang secara tidak langsung menciptakan “harpitnas” atau hari kejepit nasional.

Percaya? Continue reading “Arti Tanggal Merah untuk Anak Kos”