Inilah 3 Kriteria dan Tips “Wonderful Wife”

ww
Source: Here

Sering saya dengar dari film, novel, atau teman sebaya, bahwa hal paling indah bagi wanita adalah “menjadi ratu semalam”. Duduk di pelaminan, mengenakan gaun tercantik, dan mendengar kata ‘Sah!’, konon itu menjadi puncak impian dari setiap wanita.

Menikah. Satu kata yang akan mengubah hidup gadis menjadi istri. Mengubah hak milik orang tua menjadi milik suami. Mengubah segala kebebasan menjadi hak dan kewajiban. Serta mengubah satu hati yang satu menjadi dua hati berpadu.

Bagaimana rasanya?

Entahlah. Saya sendiri belum pernah mengalami. Justru karena saya belum tahu, saya jadi penasaran. Itu juga yang membuat saya bertekad ikut GA “Wonderful Wife”.

Meski terasa berat hingga batas deadline tiba saya baru bisa menyelesaikannya. Tapi bobot berat dan penasaran itu membuat saya bernyali untuk mencoba.

Sebagai wanita yang belum menikah, sudah bisa dipastikan saya tidak mengerti, saya tidak tahu, saya tidak paham, bahkan saya belum merasakan apa dan bagaimana itu “Wonderful Wife”.

Karenanya saya berusaha mengamati, bertanya, dan mendengar langsung penuturan teman-teman yang sudah menikah. Saya juga melakukan survey kecil-kecilan pada beberapa kawan yang masih single.

Hasilnya, inilah kesimpulan 3 kriteria yang paling menonjol dari puluhan kriteria lain beserta tips mewujudkan sosok “Wonderful Wife”.

ww-2
Source: Here

1. Taat pada Suami

Setelah ijab-qobul dinyatakan sah, atau apa pun istilahnya bagi kepercayaan lain, saat itulah seorang gadis resmi menjadi istri, dan hak milik orang tua resmi berpindah ke tangan suami. Maka mau tidak mau, suka tidak suka, wanita harus memenuhi kewajiban sebagai istri: taat pada suami.

Allah berfirman,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS. An Nisa’: 34)

Disampaikan juga dalam sebuah hadist,

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ

“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri” (HR. Abu Daud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, Ibnu Majah no. 1852 dan Ahmad 4: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Selain kedua perintah di atas, masih ada banyak sekali ayat dan hadist yang menunjukkan bahwa kewajiban utama seorang istri adalah taat pada suami. Itulah mengapa point ini pantas berada di urutan pertama.

Secara sederhana, sebagus atau sepenting apa pun kriteria wonderful wife lain seakan gugur bila istri itu tidak taat pada suaminya. Saking wajibnya, sampai-sampai menggugurkan kewajiban wanita untuk taat lebih dulu pada orang tuanya. Tentu selama ketaatan itu masih dalam koridor syariat agama, tidak melanggar perintah Allah.

Itulah mengapa menurut Syekh Yusuf Al Qaradhawi dalam Fatawa Mu’ashirah, orang tua tidak diperkenankan mengintervensi rumah tangga anak perempuannya. Kewajiban taat pada orang tua bagi anak perempuan itu berlaku sampai sebelum menikah. Pascamenikah, anak perempuan itu menjadi tanggung jawab suami, bukan orang tua lagi.

Sebaliknya, sudah menjadi kewajiban suami untuk tetap menjalin hubungan baik antara istri dan keluarganya. Karenanya menuruti suami bukan berarti memutus silaturahmi dengan keluarga istri.

Lalu, bagaimana tips menjadi istri yang taat, patuh, nurut, pada suami?

Mentaati suami tentu ada banyak cara. Lantaran indikator perintah suami dalam rumah tangga pun teramat beragam dan bersifat personal, tentu akan ada banyak tips untuk mewujudkan sesuai bentuk perintahnya.

Namun, berdasar hasil pengamatan dan referensi dari literasi, berikut tips yang bisa mewujudkan ketaatan pada suami.

– Tidak keluar rumah kecuali atas izin suami

Apa pun kepentingannya, apa pun alasannya, seorang istri tetap tidak dibenarkan keluar rumah kecuali seizin suaminya. “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah, kecuali dengan seizin suaminya”, demikian diriwayatkan Ibnu Taimiyah.

– Tidak mengizinkan orang lain masuk ke dalam rumah kecuali atas izin suami

Hal ini ditegaskan dalam hadist riwayat Muslim no. 1218,
“Bertakwalah kalian dalam urusan para wanita (istri-istri kalian), karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh mengizinkan seorang pun yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian”

– Tidak menolak ajakan suami ke ranjang

Bahkan ketika sedang uzur (berhalangan) kecuali sakit, suami masih tetap memiliki hak atas istri di tempat tidurnya. Demikian dijelaskan Rasul,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR. Muslim no. 1436)

– Tidak melaksanakan puasa sunah tanpa seizin suami

Perintah yang termaktub dalam hadist,
“Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya ada (tidak bepergian) kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

itu menyebut secara gamblang bahwa memang istri tidak boleh melakukan puasa sunah tanpa seizin suami jika suami di rumah. Dijelaskan pula dalam Fathul Bari, 9/296, menunaikan hak suami adalah suatu kewajiban. Menjalankan yang wajib tentu mesti didahulukan dari menjalankan ibadah yang sifatnya sunnah.

Selain 4 hal di atas, tentu masih banyak yang lainnya. Namun point pentingnya adalah: taatilah apa pun perintah suami, selagi masih dalam batasan perintah yang dibenarkan oleh agama. Sungguh, Allah akan membukakan pintu surga mana saja bagi wanita yang taat pada suaminya.

Terlepas dari ayat dan hadist di atas, bila dilogikakan, apakah yang paling utama dari kriteria istri yang wonderful, selain taat, nurut, patuh, pada suami?

ww-3
Source: Here

2. Memiliki Akhlak Mulia

Barangkali kita sudah sering mendengar bahwa, “Perhiasan paling indah di dunia adalah wanita shaliha”. Wanita shaliha itu siapa dan bagaimana? Jawabannya sederhana, dialah wanita yang berakhlak mulia. Inilah kriteria kedua dari wonderful wife.

Menjadi istri, berarti akan menjadi bagian dari keluarga suami, akan menjadi ibu bagi anak-anak, dan akan menjadi warga dari sebuah lingkungan tempat tinggal. Maka menjalani peran dalam berbagai pergaulan yang berbeda itu dibutuhkan bekal mutlak, yaitu akhlak.

Suami akan apik jika istrinya berakhlak baik, keluarga akan bangga kalau menantunya berakhlak mulia. Begitu juga anak akan menghormat bila ibunya bermartabat. Lingkungan pun ikut tentram kalau para ibu rumah tangga itu turut menciptakan keluarga yang nyaman.

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya,yang selalu merangkul kerika berjalan (menjaga persaudaraan) dan menyenangi dan disenangi.”, demikian sabda Rosul.

Berdasar hasil pengamatan, berikut tips menjadi wanita berakhlak mulia.

– Taat kepada Allah SWT.
– Bersikap baik pada keluarga suami
– Menjaga kehormatan diri
– Bersikap bijaksana
– Bersikap sabar dan pemaaf
– Mampu mengelola keuangan rumah tangga (mengelola bukan hanya mengatur pengeluaran, tapi juga membantu suami untuk meningkatkan penghasilan)
– Mau menerima pemberian suami dengan lapang dada (dan tidak lupa mengucap terimakasih)
– Mau melakukan segala sesuatu sendiri kalau suami berhalangan (baik urusan dalam rumah maupun luar rumah)

– Mampu mendidik anak dengan baik
– Bersikap baik pada tetangga dan kerabat suami

Dan, masih banyak lagi tips lainnya. Bahkan Anda pun bisa menambahkan sendiri. Sengaja tidak dijelaskan mendetail, karena point-point tersebut cukup mudah dipahami. Meski tampak banyak dan berat dilaksanakan.

Ya, tentu saja gelar wanita berakhlak mulia tidak akan disematkan pada sembarang wanita. Tapi salah satu, salah dua, atau salah salah tiga saja dimiliki wanita, pastilah suami akan sangat menghargainya.

Bukankah memang tidak ada manusia sempurna? Setidaknya manusia bisa belajar untuk melakukan yang terbaik.

Pokoknya, sikap seorang istri dalam segala hal itu menentukan kesuksesan rumah tangga. Bila akhlak mulia ini dirasa amat berat, cukuplah dengan tidak merepotkan suami secara berlebihan. Dengan begitu lengan suami tetap bisa menyetir kapal dengan ringan.

ww4
Source: Here

3. Mampu Membuat Suami Bahagia

Nah, ini dia kriteria wonderful wife ketiga, akhirnya sampai juga. *Huhf.. Ngos-ngosan*

Mampu membuat suami bahagia, bisa jadi sangat umum penafsirannya. Lantaran setiap manusia memiliki takaran bahagia yang berbeda. Setiap manusia juga punya cara yang berbeda untuk mendapatkan bahagia. Begitu juga suami.

Tapi justru itulah tantangannya. Setiap istri seakan memiliki sebuah puzzle yang berbeda dari istri lain. Ia harus menyusun puzzle itu hingga membentuk satu kesatuan utuh, pas bentuknya, dan tidak ada yang tertukar.

Maksudnya, jika diibaratkan puzzle, istri dari suami A tidak mungkin menggunakan potongan puzzle suami B untuk melengkapi puzzle A. Jika itu terjadi, bisa jadi istri A tadi tidak cocok memiliki suami A, tapi cocok untuk suami B.

Itulah mengapa ada istilah “tulang rusuk tidak akan pernah tertukar”. Lantaran setiap wanita yang dilahirkan dari tulang rusuk laki-laki, hanya akan mampu membuat bahagia (berjodoh) dengan pemilik tulang rusuk itu.

Bingung, ya? Sama. Bisa jadi saya juga tidak mengerti apa yang saya bicarakan. Heuheu.

Intinya, setiap istri pasti memiliki cara tersendiri untuk membuat suaminya bahagia. Hal ini sangat relatif karena bergantung pada penafsiran masing-masing orang tentang bahagia.

Hanya saja, satu hal yang paling saya yakini, setiap orang yang berumah tangga pasti ingin bahagia. Bahkan sejak sebelum ijab-qobul pun, semua orang akan mendoakan “semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah”, “semoga menjadi keluarga bahagia”.

Sama sekali tidak ada yang mendoakan menjadi keluarga yang hancur, berantakan, cerai berai, atau kandas di tengah jalan, kan? Nah! Begitulah maksud saya.

Pertanyaannya, bagaimana menjadi istri yang mampu membuat suami bahagia? Sebagaimana saya katakan sebelumnya, caranya sangat relatif, bergantung masing-masing penafsiran orang tentang bahagia.

Ada yang melakukan hal luar biasa agar bisa bahagia, ada juga yang sederhana saja tapi sudah bisa bahagia. Tapi apa pun caranya, benang merahnya hanya dua: merawat cinta dan keharmonisan rumah tangga.

Kalau begitu, apa tips yang bisa saya berikan? Dari kedua cara itu saya ingin memberi tips bahagia secara sederhana saja. Siapa tahu yang sederhana itu lebih istimewa. *heuheu

Ini dia tipsnya.

– Selalu tampil fresh di hadapan suami

Kadang wanita sibuk berdandan berjam-jam sebelum keluar rumah, tapi jarang sekali tampil cantik di dalam rumah. Padahal seluruh kecantikan istri itu milik suami. Makannya berdandan untuk suami justru lebih utama dibanding untuk orang lain di luar sana.

Paling tidak pagi hari sebelum suami berangkat kerja, sepulang suami kerja, dan sebelum tidur. Tidak perlu berdandan berlebihan, cukup terlihat fresh saja sudah cukup bikin suami seneng. *masa sih? *wasiat ibu ini mah, heuheu*

– Biasakan mengucap “maaf, terimakasih, dan aku mencintaimu”

Ucapan maaf bisa jadi sangat ampuh untuk meredakan emosi suami. Ucapan terimakasih sudah pasti bikin suami senang. Dan “aku mencintaimu”, menjadi salah satu perwujudan sayang istri terhadap suami.

Bukankah pria lebih cenderung mengungkapkan daripada memendam? Maka cobalah ucapkan tiga kata itu sebelum tidur. Siapa tahu bikin istirahat malam tambah lelap. *tips kedua bukan wasiat, tapi hasil pengamatan*

– Mampu memahami suami

Kata “memahami” disini bisa bermakna luas. Memahami berarti mampu berkomunikasi dengan baik, mampu menjadi pendengar yang baik, mampu mengatasi segala situasi dan kondisi dengan baik, dan mampu menjadi pelengkap dari kekurangan juga kelebihan suami.

Tentu hal itu bisa terwujud jika istri tidak berhenti untuk mengenali kepribadian suami. Bahkan seburuk apa pun itu, menjadi kewajiban istri untuk menjadikannya baik. Sekurang apa pun itu, juga menjadi kewajiban istri untuk menjadikannya lebih. Begitu pun seharusnya sikap suami terhadap istri.

Belajar memahami akan membuat istri lebih peka, dan tentu kian membantu suami untuk menjadi sebenar-benar dirinya sendiri. Saling memahami tentu menjadikan segala persoalan mudah diselesaikan. *yang ini mah pengalaman, tapi bukan sama suami (kan belum punya, heuheu)*

– Lakukan hal kecil yang akan membuat suami senang

Membuat senang memang tidak melulu harus serius. Bisa jadi hal kecil dan sepele itu mampu bikin suami tersenyum. Membayar pesanan makanan di kasir, salah satunya. Biasanya itu dilakukan sama suami saat makan di luar rumah, tapi tidak salahnya kan dilakukan sama istri?

Bisa juga berolahraga bareng suami saat wik-en, membuatkan bekal makan siang, atau memberi kejutan kupon yang bisa ditukar dengan apa pun permintaan suami. Sepele, bukan?

– Dan masih buanyak lagi. *jari sudah pegal, heuheu

Busyet, dah! Tumben kali ini saya nulis agak bener. Juga puanjang sekaleee. Kebayang kalau harus 10 kriteria, bisa jadi jari saya bengkok semua. Baru tiga saja sudah klepek-klepek. Heuheu..

Nah, kalau baru menulis saja sudah klepek-klepek, bagaimana melakoninya? Nah, lho!

Baiklah, sampai disini dulu perjumpaan kita *tsah!
Saya yakin Anda sudah tidak sabar untuk mengakhirinya. Overall, menuliskan semua ini bukan bermaksud menggurui, juga bukan sekadar ikut GA. Melainkan ini menjadi bekal juga buat saya biar bisa jadi wonderful wife setelah menikah kelak. *aamiin *semoga doa tembus langit ke-7

—-

ss-idaSesuai request, saya harus berkomentar untuk blog penyelengga kontes.

Sebenarnya saya bukan web desaigner, bukan web development, juga bukan web content. Tapi saya mempelajari itu semua karena memang ada mata kuliahnya. *agak nyesek, bukan pamer lho ya.

So, saya akan berkomentar layaknya orang yang sedang belajar dunia website.

– Keseluruhan tampilan, sudah oke. Saya suka latar putih (meski ada background bunga sakura tapi tidak menganggu) karena enak dibaca.

– Header simple tapi menurut kacamata saya agak kelebaran. Tidak masalah sih, hanya kurang cantik. *maaf ya, Mak. Jujur ini mah.

– Sidebar kanan tidak masalah, tapi saya pribadi kurang suka banner-bannernya. Mungkin bisa dipindah ke bagian footer saja, daripada footer dipenuhi foto followers yang *maaf, menurut saya agak mengganggu.

– Content oke punya, selalu bermanfaat dan inspiratif

– Sayangnya penulisan content belum sesuai dengan kaidah penulisan media online *gaya iyeu mah, tapi serius!

Sekadar share saja, kaidah penulisan media online setidaknya ada 3 point penting:

*Ada jarak antarparagraf (white space) –> sudah ada di blog mak Ida

*Hindari penggunaan huruf kapital semua –> nah ini, saya masih banyak menemukan di judul postingan

*Gunakan rata kiri –> di blog mak Ida masih justify

*Tiap paragraf tidak lebih dari 5 baris pendek –> masih banyak yang lebih

*Kaidah lain, bisa searching sendiri ya, mak, atau face to face di inbox juga boleh. *maksudnya?

Yang terpenting, membaca media online itu discanning, alias dipindai, alias baca cepat. So, penulis harus menyesuaikan gaya penulisan yang bisa bisa discan itu.

Sepertinya itu sudah terlalu banyak ya, mak. *heuheu. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Sukses untuk GA-nya, sukses juga untuk garapan bukunya.

—-

Akhirnya, saya bisa mencapai titik terakhir. *pinsan*

ARTIKEL  INI  DISERTAKAN DALAM  GA  “WONDERFUL WIFE”  By Ida Nur Laila

Refeensi: disini, disana, dan disitu.

Leave a Reply

6 Replies to “Inilah 3 Kriteria dan Tips “Wonderful Wife””

  1. Wuahh… tipsnya kece. Perlu dicatat nih, buat bekal masa depan. Hehe.. Sama mbak, saya juga belum nikah *toss,..
    Dan semoga suatu saat nanti kita bisa merasakan jadi wonderful wife. Aamiin.. :)

Leave a Reply to armae Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *