Happy Milad, Wakosma Jurnal D

Bila Sahabat Garuda masih suka berfoya dan berhura dalam merayakan hari jadi alias ulang tahun, barangkali bisa meniru event sederhana Jurnal D yang satu ini.

Masih di kediaman Ipong (bagi yang belum baca, silahkan klik disini), segenap warga jurnal D tampak begitu khusyu’ dan tulus mendoakan segala kebaikan dan kebahagiaan untuk Wakosma tercinta di hari jadinya yang ke-19 tadi, (13/2). Memang sederhana perayaannya, namun keharuan dan kebersamaan seolah berpadu menjadi indahnya kekeluargaan yang kini sedang dibangun kembali dalam tubuh Jurnal D.

Tanpa pesta pora, tanpa potong kue, juga tanpa tiup lilin. Disaksikan beberapa piring gorengan, buah-buahan, kacang rebus, dan satu kardus air mineral gelas, Omon selaku ketua panitia acara tasyakuran menyampaikan ucapan selamat dan memberikan kado satu kotak besar Koko Crunch, atas nama Jurnal D.

Semoga dengan bertambahnya usia Ipong, wakosma kita, segala amal ibadahnya dapat diterima di sisi Allah, semakin baik akhlaknya,
semakin rajin belajarnya, dan bisa mendapatkan wanita idamannya, amiin, do’anya seraya diiringi amin sekaligus gelak tawa teman-teman.

Tak puas sampai disitu, beberapa mahasiswa jurnal D menumpahkan tepung terigu, telur, dan semprotan air ke tubuh Ipong persis sesaat sebelum meraka beranjak pulang. Kontan mengotori ruas jalan komplek Panyileukan, depan rumah Ipong, juga sebuah sepeda motor milik Kino (sapaan akrab untuk Rifqi Fakhri Gardita) yang ikut terkotori tepung.

Kurang lebih 15 menit, semua kawan seserian melihat tingkah Kino, Ipong, Omon, juga Ijal yang kejar-kejaran dan timpuk-timpukan serta banjur-bajuran seperti adegan dagelan. Bukan balas dendam akan masa kecil yang kurang bahagia, namun hal ini menjadi salah satu penciptaan momentum tak terlupa untuk keluarga besar jurnal D. Bahkan semua sontak terbahak ketika Omon menuturkan skenario perayaan ultahnya minggu depan yang lebih gila dari aksi tadi.

Puas menghabiskan siang ini dengan pembentukan panitia pengajian, evaluasi kelas, juga perayaan ultah Ipong, saya dan segenap kawan meninggalkan gerbang rumah Ipong sambil mengukur jalan Panyileukan-Cibiru. Meski tambah hitam, lepek, dan kaki sedikit lebam untuk berjalan, namun indahnya kebersamaan tadi seolah mengobati dan sepintas menghilangkan ketiganya.

Semoga kian kompak dan solid.

Salam Jurnal.

width=169

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *