(Ir)Rasional – Ruang Sederhana

(Ir)Rasional

Aku sangat ingin berpikir rasional, Angin. Bahkan selalu bertekad untuk rasional. Tanpa bermaksud menyepelekan hal yang irrasional, tapi.. Aku ingin meyakinkan diri sendiri bahwa, kehadirannya pun rasional!

Soal apa lagi ini?

Entahlah, Angin.. Aku tidak yakin.

Slow down, honey. Apa yang irrasional dan rasional?

Dia, honey! Diaaaa!!! Hiks.. Hiks..

Huhf.. Tidak adakah topik yang lebih ceria?
Baiklah. Kenapa, kenapa, honey? Dia kenapa?

Dia ada dimana-mana. Di semua tempat yang dulu pernah kami singgahi, lengkap dengan reka ulang adegan perjumpaan. Di sepanjang jalan yang dulu pernah kami lalui, semua mobil berubah jadi mobilnya. Di setiap tetes hujan yang turun, ada suara dan senyumnya. Bahkan saat aku berjalan, duduk di bis kota, menatap langit, hingga makan, tidur, atau sekadar membaca buku, selalu ada bayang dan sapaannya. Apa aku gila, Angin?

Mungkin.

Aaa.. Angiiin..

Lalu?

Ya.. Aku merasa aneh pada diri sendiri. Selama ini aku seperti disihir agar bisa terus terus terus dan terus ingat sama dia. Sekalipun aku sudah mengalihkan dengan menyibukkan diri, kucoba melupakan dengan melakukan perjalanan panjang, tetap saja dia hadir. Lagi lagi lagi dan lagi.

Apa hanya dia? Bagaimana denganku?

Aiih.. Serius, Angin! Bahkan meski seribu kali bibirku menyebut nama orang lain, hati dan pikiranku hanya melihat dia. Padahal kamu tahu sendiri betapa menderitanya aku untuk bisa mengakhiri semuanya. Aku bersungguh-sungguh ingin melanjutkan langkah tanpa dibebani ingatan masa lalu yang.. menyakitkan.

Aku paham.

Jadi bagaimana menurutmu? Adakah yang salah dengan otakku?

“dia sudah punya jalan di otakmu,”
seperti mulusnya sinaps menuju neutron saat disebrangi impuls,
“dia sudah memenuhi seluruh memori tanpa kau sadari
hingga mengingat, memikir, mengenang, juga merindunya
bisa terjadi tanpa instruksi”

Benarkah?

Bukankah sudah kukatakan hal itu jauh-jauh hari?

Aaiya.. Aku ingat. Iya benar aku pernah menuliskan kalimatmu itu. Berarti.. Semua yang kualami tentang dia itu rasional?

Bisa jadi tidak sepenuhnya.

Maksudmu?

Entah kamu percaya atau tidak, hal-hal irrasional di dunia ini memang ada.

Aku.. belum paham, Angin.

Terlepas dari dia itu makhluk seperti apa dan bagaimana, kemungkinan dia mengendalikanmu melalui cara-cara yang tidak alamiah itu tetap bisa terjadi. Seolah dia memegang remote control. Sekali pencet tombol ON, kamu akan terus dihantui sosoknya: dimana pun kamu berada, pikiran dan hatimu hanya tertuju padanya. Dengan begitu dia sangat leluasa memainkan perasaanmu. Bahkan hal ini pun bisa memisahkanmu dengan orang terdekat yang..

Yang apa?

Yang dianggapnya sebagai musuh. Artinya dia akan membuat kamu jauh dari orang-orang yang mencintai kamu (dalam hal ini, cinta lawan jenis). Agar kamu tetap single dan akhirnya dia bisa leluasa kembali kapan saja.

Tapi bagaimana caranya?

Hanya Tuhan dan dia yang tahu.

Haduh..

Rasional dan irrasional sama-sama mungkin. Tapi mana yang pasti, aku tidak tahu.

Jadi apa yang harus aku lakukan?

Entahlah.. Aku rasa kamu hanya bisa menikmatinya. Jalani saja. Let it flows.. seperti Angin yang diciptakan untuk berhembus, Hujan untuk turun, Matahari untuk bersinar, dan Bulan untuk menemani malam. Seperti itu pula Tuhan mengetahui apa yang terbaik untukmu, duhai makhluk bernama manusia.

Huhf.. Oke, keep smile, simple, and walk….

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *