Postingan ini bukan bermaksud menggurui, apalagi mengecharge powermu seperti program training motivasi (yang kini merebak bak sakura di musim semi). Hanya ingin berbagi pengalaman, sob. Mana kali kamu pernah, sedang, atau akan merasakan.
Pernah terjebak dalam himpitan kesulitan? Dan semua orang di sekelilingmu acuh? Aku harap kamu bakal jawab: nggak pernah. Tapi kalau pernah, jangan sedih. Akhir-akhir ini kejadian itu datang bertubi-tubi. Ke kehidupanku.
Adaaa saja. Ini selesai, itu mulai. Sini beres, sana mbrenges. Mirip main rollcoaster di Dufan. Iuing-iuing-iuing…. Kepala pening, perut gemerincing.
Marah, percuma. Teriak, nyisain serak. Mukul tembok, ngrobek kertas, ngacakin rambut, sampai nyakar muka juga, nothing!
Di titik ini biasanya aku pasrah. Semepet apa pun aku dikejar waktu, senihil apa pun solusi yang kucari-cari; aku pasrah. Sama DIA tentunya.
Yang bisa kulakuin hanya ambil air wudhu dan solat dua rokaat. Terus nangis sama Allah.
Nggak malu buat sesenggukan. Apa pun yang ada di otak, hati, bahkan nadir nadi sekalipun. Aku minta solusi sama Dia, aku minta dibantu sama Dia.
Hasilnya? Manjur, sob. Manjur pake “banget”. Mau cepat atau lambat, disadari atau kuabai, tahu-tahu masalahku selesai. Tahu-tahu lukaku kering. Tahu-tahu kaki bengkakku kuat berjalan lagi. Tahu-tahu hati ini ringan. Meski kadang bekas benang kusut masih nyangsang di syaraf otak.
Nah! Sesimple itu, sob. Sayang, aku sering lupa diri kalau lagi bahagia. Sering lalai buat nyapa Dia minimal 5x sehari. Apalagi nyebut nama-Nya sebelum aku nglakuin segala hal.
Seringnya aku cuma manggil Dia kalau aku butuh. Padahal, Dia, nggak dipanggil pun, selalu ada di mana pun arah mata, dengar telinga, ucap bibir, bahkan hati yang tersembunyi.
Percaya? Harus.
*Dalam bus paling ramai yang pernah kunaiki. Lumayan, nglatih fokus dan nyobain kecanggihan Si Redmi. Meski nikmatin sepi di keramain itu agak nyesek. Hehe..
Leave a Reply