Angin, lebaran tahun ini benar-benar banjir undangan. Ya temanku, temannya temanku, temannya teman-temanku, sampai teman yang hampir tak kuingat pun melayangkan kabar. Continue reading “Kasak-Kusuk Pernikahan”
Rindu Tersenyum Denganmu
Ah, sejatinya aku malu. Sangat malu. Malu itu yang membuat lebih kurang 6 tahun hingga hari ini, kutekan perasaan -agar tidak kebablasan. Perasaan untuk peduli pada hal yang, jika boleh aku sedikit hiperbolis, membuatku trauma. Continue reading “Rindu Tersenyum Denganmu”
Abstraknya Asa
Angin, lama tak bersua. Masihkah ada seutas senyum untuk gadis yang tak tahu diri ini?
Jangankan seutas senyum, bahuku pun siap disandari air matamu.
Ahaha, tahu saja kalau mataku sudah berlinang.
Menangislah bila memang harus menangis. Asal itu bisa membuatmu menegakkan wajah, memantapkan hati, dan melanjutkan langkah; lagi.
Setelah semua kehancuran yang kuperbuat, masihkah pantas aku menegakkan wajah?
Bukankah berani bermain api dan berani memadamkannya, berarti kamu sudah tahu seberapa pantas dirimu untuk melanjutkan hidup?
Tapi skala kepantasan itu sangat jauh dari.. Continue reading “Abstraknya Asa”
Malang
Tumben belum tidur,
Sudah sepekan kamu tidur lebih larut dariku.
Huhf.. Apakah kita senasib?
Mungkin. Tapi rasanya ada yang beda dengan nasib kita.
Apa bedanya?
Aku kesepian karena memang aku tidak tercipta untuk berkawan, sementara kamu..
Aku?
Kamu kesakitan karena tidak bisa meminta siapa pun hadir di sisimu saat tubuhmu meronta, padahal kamu dikelilingi banyak manusia.
Benar. Itu lebih menyakitkan dari sakit yang dirasakan tubuhku.
Bahkan saat kamu takut, sedih, kecewa, dan bahagia, hanya bisa disembunyikan di balik air mata. Angin pun sama sekali tak berdaya untuk membantu. Maaf, maafkan Angin.
Tidak. Jangan minta maaf. Membuatku tersadar betapa malangnya diriku, bukankah hanya bisa dilakukan oleh sahabat sejati?
Ahaha.. Semoga iya. Baiklah, saatnya tidur. Mentari esok tengah menanti perjalananmu.
Andai
Sudah kuperingatkan: jangan diteruskan! Semakin dalam kamu tenggelam, lukamu juga semakin mengenaskan.
Bahkan bukan hanya aku, tapi semua orang yang terlibat dalam hal itu.
Nah, itu kamu tahu. Kenapa masih diteruskan?
Andai bisa, aku pun ingin mendelete semua ingatan itu. Ingin lupa bahwa aku pernah mengenal dan mengukir namanya.
Bisa itu bukan hanya diandai,
Tapi semua usahaku serasa buntu. Hanya andai yang masih punya jalan.
Getar Hati
Lho, ka-mu? Kirain hari ini sudah terbang,
Dipending besok,
Why?
Entahlah.. Aku hanya merasa ingin menunda sehari.
Apa yang akan kau lakukan dalam sehari?
Tidak ada. Hanya ingin meyakinkan sekali lagi kalau..
Kalau..?
Kalau getaran hati ini memang ada, Continue reading “Getar Hati”
Rumah Masa Depan
Hei, banguun..
Aargghh.. Masih ngantuuk..
Haduuh.. sudah 10 jam, mau tidur berapa lama lagi?
Satu jam lagi..
Bukankah kamu ada janji 5 menit lagi?
What???
Nah! Akhirnya bangun juga!
Aaa.. Angiiiiin.. Nyebelin!!! Continue reading “Rumah Masa Depan”