Angkot dan Cabai Pasca-BBM Naik

1. Tarif Angkot

Sejak bbm naik, ongkos angkot naik 1000 untuk tiap rute. misal Cibiru-Caheum dari 4000 jadi 5000, malah banyak yang mintanya 6000 pake maksa dan bertengkar dulu ama supirnya. Yang paling nyebelin itu kalau jarak dekat, sekitar 2-6 menitan perjalanan. Biasanya cuma 1500, paling mahal 2000. Sekarang? Wajib 3000! Bahkan 1 menit pun sama, bayar 3000! Continue reading “Angkot dan Cabai Pasca-BBM Naik”

Sahabat-Sahabatku

Harusnya kutulis Senin kemarin. Sayang, begitu sampai kosan, drama sakit perut melumpuhkan tenaga. Bahkan esoknya aku bedrest seharian. Gara-garanya sepele, sob. Senin sore aku terlalu bahagia bersama keempat sahabat, sampai lupa kalau nafsu makan bakso bareng mereka sudah luber. Continue reading “Sahabat-Sahabatku”

Visiting Garuda Wisnu Kencana in Bali, Indonesia

Once the tumultuous upheaval of its dispersion was over, the black smoke clung so closely to the ground, even before its precipitation, that fifty feet up in the air, on the roofs and upper stories of high houses and on great trees, there was a chance of escaping its poison altogether, as was proved even that night at Street Cobham and Ditton.

The man who escaped at the former place tells a wonderful story of the strangeness of its coiling flow, and how he looked down from the church spire and saw the houses of the village rising like ghosts out of its inky nothingness. For a day and a half he remained there, weary, starving and sun-scorched, the earth under the blue sky and against the prospect of the distant hills a velvet-black expanse, with red roofs, green trees, and, later, black-veiled shrubs and gates, barns, outhouses, and walls, rising here and there into the sunlight. Continue reading “Visiting Garuda Wisnu Kencana in Bali, Indonesia”

Kehabisan Baju

Pengen curhat, boleh? Nggak boleh juga nggak apa-apa, toh aku bakal tetep curhat. #edisimaksa

Ceritanya gini, sob. Jam 9 tadi malem, persis jelang mata mau merem, aku terperanjat dan ngedadak panik. Meski mata lelah tubuh lunglai, kupaksai berdiri dan ngobrak-abrik lemari pakaian.

Shit!! Aku baru ingat kalau semua baju “dinas”-ku kotor. Sebulan terakhir ini aku selalu berangkat saat semua anak kos masih lelap, pulangnya jelang mereka tidur. Korbannya ya cucian menggunung. Continue reading “Kehabisan Baju”

Opik #7: Kalau Sekarang Aku Kasih Kamu Satu Lagu, Apa Judul yang Kamu Pilih?

Kawasan Cibiru, Bandung Timur, sore ini masih berada di suhu 21 derajat. Gerimis manis, mendung manja. Tralala.. (apa sih, Damae!)

Dingin-dingin gini enaknya ngapain, sob? Minum teh manis dan makan mie instan rebus dikasih potongan cabai (ditambah bakso lebih maknyus). Apalagi kalau ada pisang goreng dan novel! Beuuuhhhhhhh… Sedap pisan!!

Eitzz! Tunggu. Ada yang kurang, sob. Kamu kudu sambil dengerin radio atau mp3 yang lagunya slow-galau! Biar nggak garing dan Krik.. Krik.. Krik.. (emang jangkrik masih idup? Ah, nanti kita cari tahu). Continue reading “Opik #7: Kalau Sekarang Aku Kasih Kamu Satu Lagu, Apa Judul yang Kamu Pilih?”