Konyol, Saya Selalu Sakit Usai Mandi Pagi di Pesantren

bayi mandi
Source: Here

Sambil menanti kisah-kisah unik tentang pesantren dari (calon) peserta giveaway 3, saya jadi kepincut curhat masa-masa nyantri di Benda. Kisaran 2008-2011, saya menikmati hari-hari di dalam gedung bertingkat, lapangan hijau yang kini beraspal, dan sesudut sawah yang tak mampu terambah (di luar area) seluas 10 hektar secara keseluruhan.

Mau makan, belajar, ngaji, sekolah, belanja, traveling, sampai mandi dan tidur pun tidak keluar dari kawasan.

Itulah pesantren Al Hikmah 2, salah satu anak yayasan Al Hikmah yang memiliki lembaga pendidikan dari TK sampai PT (Perguruan Tinggi). Jika Anda ingin berkunjung kesana, sebut saja ‘pondok Benda’.

Lebih akrab di telinga masyarakat, supir angkot, juga tukang ojeg, lantaran letaknya di desa Benda, kecamatan Sirampog, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah. Continue reading “Konyol, Saya Selalu Sakit Usai Mandi Pagi di Pesantren”

Pesan Kehidupan

pesan kehidupan
Source: Here

Benar.
Menikmati hidup dengan bayang kematian itu, amat menyakitkan.
Medis memvonis sisa usia tidak sampai sebulan. Ada pula yang agak beruntung, 17 lilin bisa berdiri di atas kue ulang tahun. Meski semua tahu, detak jantung bisa berhenti kapan pun dia mau.

Benar.
Ini jelas tidak adil. Pemabuk, pencuri, germo, dan pembunuh itu bisa bernapas lega. Mengapa gadis berbakat, pemuda baik hati, atau ibu yang mulia justru harus tersiksa dalam tiap napasnya.
Barangkali begitu mereka berpikir. Continue reading “Pesan Kehidupan”

Hello Goodbye

hello-goodbye
Source: Here

Shcshcshcshc… Sudah kubilang mendengarkan lagu galau begini tidak memperbaiki keadaan.*

Setidaknya sesak napasku bisa berkurang.

Hmmm.. Kapan sih kamu bisa ceria saat aku datang? Sekaliiiii saja. Aku datang ingin bercanda, tertawa, melapas  penat dari waktu istirahatku yang sangat singkat. Ayolah.. Come on, baby.*

Salah sendiri kamu salah tempat. Aku baru saja mau menangis, kamu malah ingin ceria. Dasar Angin! Hiks.. Hiks..

Apa?* Continue reading “Hello Goodbye”

Akhir

danbo
Source: Here

Angin,

Ya. Kenapa?

Kisah apa yang kamu lihat hari ini?

Kisah?

Aku ingin mendengar, kisah macam apa yang kau saksikan hari ini?

Ah, hari ini tidak sebagus biasanya. Tidak ada yang bisa kuceritakan. Tanya hal lain saja.

Meski tidak bagus, biarkan aku tetap mendengarnya. Continue reading “Akhir”

Kemanakah Wajah Keren Alumni?

Banner Malhikdua-1Sejujurnya saya bingung harus memberi judul apa pada tulisan ini. Tapi kalau boleh saya lebih jujur, sejatinya saya sangat takut dan merasa berdosa kalau menuliskan ini.

Tapi setelah saya pikir lagi, sepertinya saya akan lebih berdosa kalau tidak jadi menuliskan ini. Bahkan mungkin, seumur hidup saya hanya akan dihantui penyesalan yang teramat dalam jika saya tidak menuliskan ini.

Ah, sebenarnya apa yang akan saya tuliskan? Mengapa saya harus memberi prolog yang panjang dan bertele-tele. Entahlah. Semua kalimat di awal tadi muncul sendiri. Seakan menjadi penegas bahwa saya memang bimbang. Tulis tidak. Tulis tidak. Tulis tidak.

Huhf.. Baiklah. Sudah saya putuskan. Saya akan menulisnya. Continue reading “Kemanakah Wajah Keren Alumni?”

Sederhana

sederhana
Source: Here

Kapan kau punya waktu? Lama tidak masak bareng.

Tidak ada waktu. Cari saja pengangguran lain.

Hm. Manusia memang aneh. Sudah tahu hidup tidaklah lama, masih saja bersikap seolah akan hdup selamanya.

Justru karena hidup itu tidak lama, manusia harus bekerja sekuat tenaga agar bisa bahagia, agar hidup mereka tidak sia-sia.

Bahagia? Apa yang kau maksud dengan bahagia? Apa bekerja siang malam seperti ini kau sebut bahagia? Apa mengumpulkan kekayaan itu kau sebut bahagia? Continue reading “Sederhana”

Baru Mau

akan hujan
Source: Here

Kau tahu sebentar lagi akan hujan, kan? Kenapa malah menjemur pakaian?

Aishh.. Kau lagi. Kau lagi. Tidak bosankah menguntitku saban hari? Benar-benar kerjaan tidak mutu.

Apa? Menguntitmu? Bah! Apa kau lupa kalau aku ini Angin? Bahkan tanpa menguntit pun, aku bisa melihatmu dimana pun dan kapan pun. Dan satu lagi, kau bilang ini kerjaan tidak mutu, memangnya kau pikir hari-harimu selama ini bermutu, hah?!

Ah.. Sudah kuduga. Kau hanya datang untuk mengomel. Pergilah. Aku tidak butuh celotehmu.

Ouch.. Siapa juga yang mau berceloteh denganmu. Buang-buang waktu saja. Masih mending diingetin mau hujan, harusnya berterima kasih. Ini malah sewot. Continue reading “Baru Mau”