Kertas Merah dan Putih

Sudah 5 malam mataku terjaga

Mengurai tanya yang tak kunjung dijawab Tuhan

Gulana membahana

Batin ini, batin ini sungguh tersiksa

 

Tapi 5 menit lalu Tuhan memberi setitik cahaya untuk mataku

Tanpa banyak berkata

Tuhan tinggalkan dua lembar kertas di tepi jendela kamar

Dia berpesan, Tuliskan semua dukamu di kertas merah, dan semua bahagiamu di kertas putih

 

Aku turuti itu

 

Tak lama setelahnya kulihat goresan penaku di kertas merah, berkurang

Kian lama kian hilang

Sedang kertas putih, penaku bergoyang sendiri mengisi sisa baris yang baru satu kupenuhi

 

Aku berbisik pada Tuhan,

Mengapa bisa begitu, Tuhan?

 

Dengan sesungging senyum Tuhan membalas,

Hambaku, semua kesedihanmu ada bersamaku

 

Aku bertanya lagi,

Lalu mengapa ada dua kertas ini?

 

Kata Tuhan,

Kertas putih untuk menghitung semua karunia yang Ku-berikan padamu, sedang yang merah untuk membiarkan semua kesedihanmu pergi.

 

Leave a Reply

4 Replies to “Kertas Merah dan Putih”

  1. lalu nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan?
    -jauh-jauh hari Ia sudah bertutur kepada hamba2nya,
    karena memang kita tak kan benar2 pernah bisa menghitung kenikmatan yang Ia berikan.
    adapun kesedihan, kita sendirilah yang memutuskan. membuangnya. atau membiarkannya bersemayam bersama hari2 kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *