[Cerita Gadis Berkacamata] Perpisahan Bukanlah Akhir dari Segalanya – Ruang Sederhana

[Cerita Gadis Berkacamata] Perpisahan Bukanlah Akhir dari Segalanya

Suatu hari nanti Islam kan bercahaya
Menyinari dunia
Makhluk dan seisinya
Di situ kan terlihat
Kebenaran terungkap
Qur’an jadi pedoman
Sunnah jadi aliran
Bukan hayalan
Yang Allah janjikan
Namun kemenangan
Yang nyata                                                                                

Sejujurnya, hati kami basah saat menyanyikan lagu tayamum dalam penutupan SOP di bumi Nurul Qur’an ini. Rasanya air mata memaksa keluar namun sekuat tenaga kami menahannya, sebisa mungkin tidak ada perasaan haru saat itu agar mereka, santri-santri Nurul Qur’an tidak merasa kehilangan bila esok kami harus kembali ke Al-Hikmah 2. Itulah persembahan terakhir yang bisa kami berikan untuk mereka.

Sebuah lagu yang sarat akan makna. Terutama di bait terakhirnya. Hampir seisi kelas diam seribu bahasa ketika saya menjelaskan makna lagu itu beberapa hari lalu dalam suatu kesempatan belajar bersama. Lagu itu selalu memberi saya kekuatan di kala rapuh mulai menerapa.

Saya selalu ingat rumus singkat, padat, tapi dahsyat yang merupakan makna tersirat dari bait terakhir lagu itu. Dialah, Man jadda wa jada                                        . Ya                                        .siapa bersungguh-sungguh, ia pasti akan berhasil.

Bila dijabarkan, ini berkembang menjadi 3 rumus yang berlaku untuk hukum kesuksesan.

Bakat + latihan = 1

Bakat                                      latihan = 0

Latihan                                      bakat = 1

Kenapa bisa demikian? Karena tak ada keberhasilan maupun kesuksesan yang tergantung pada bakat. Semua yang kita dapatkan semata dari usaha dan do’a yang kita lakukan. Maka dari itu, jangan pernah berhenti untuk berlatih, karena kesuksesan tidak datang dengan sendirinya melainkan harus diusahakan.

Untuk itulah, lagu itu kami dendangkan di akhir acara, agar mereka terus teringat pesan tersirat di dalamnya, seiring dengan berakhirnya lagu itu, berakhir pula perjuangan duta Malhikdua di bumi Nurul Qur’an tercinta ini. Esok kami akan pergi, kembali ke bumi Al-Hikmah yang tentu kami rindu sudah.

Namun, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Insya’ Allah                                        .selama nyawa belum terpisah dari raga, masih ada kesempatan untuk kami bertemu.

Selama mentari masih bersinar                                        .selama itu pula harapan tak kan pudar. Teruslah mengaji duhai adik-adikku                                        .teruslah belajar tanpa pernah merasa pintar                                        teruskan perjuangan kalian karena perjalanan hidup masih panjang. Jangan pernah berhenti bermimpi dan jangan pernah takut tuk mewujudkannya                                        ..

Manusia-manusia Nurul Qur’an.

Manusia-manusia antik yang pernah saya temukan.

 

Alhamdulillah,

Kisah Panjang SOP Malhikdua 2010 selesai ditulis dalam waktu tiga hari.

5th                                      8th July 2010

Inilah pelampiasan segala keterbatasan, meskipun selama SOP dilarang menyentuh internet, itu bukan halangan bagiku untuk tetap berlatih, tetap menulis, dan tetap berkreasi sebagai jembatan meraih mimpi. Karena dimanapun kali ini berpijak, dimanapun raga ini singgah, segala halangan tuk meraih kesuksesan pasti akan membuntuti langkahku. Tapi bukan berarti aku harus menyerah. Bukan berarti aku harus pasrah, kalau ingat kata orang bijak.

CategoriesUncategorized

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *