Namanya sederhana. Orangnya sederhana. Kebahagiannya juga sederhana. Tapi semangat hidupnya luar biasa. Tak peduli menjadi babu di negeri sendiri atau di negeri orang.
Masa mudanya habis untuk bekerja dan memperjuangkan keluarga. Siapa sangka, dari gadis yatim (kini juga piatu) yang hanya lulus SD ini, lahir dua (calon) sarjana.
Tingginya tidak lebih dari 150 cm. Tubuhnya berisi dan tampak segar. Puluhan tahun wajahnya hitam terbakar mentari lantaran di sawah setiap hari, ia masih selalu tersenyum tegar.
Gigi putih bersih, tak satu pun berlubang meski usianya hampir kepala 6. Hanya tangan dan kaki yang amat kasar, bukti perihnya pekerjaan selama ini.
Ditakdirkan lahir dari keluarga miskin, telah menuntunnya ke jutaan liku jalan. Ibunya meninggal sejak bayi, ayahnya menikah lagi meski belum punya penghasilan tetap. Sedikit melegakan karena ia menjadi anak ke-4 dari 6 bersaudara yang semuanya perempuan. Sesulit apa pun bertahan hidup, ia punya 3 kakak yang setidaknya memberi makan dan tempat tinggal. Continue reading “My Private Hero”