Menulislah,
Ayat-ayat alam semesta menunggumu menyapanya
Bisiknya, belainya, peluknya,
Begitu hangat dan dekat
Mereka mengharapmu lebih peka
A Peace of Simplicity
Menulislah,
Ayat-ayat alam semesta menunggumu menyapanya
Bisiknya, belainya, peluknya,
Begitu hangat dan dekat
Mereka mengharapmu lebih peka
Getir,
Senyum beku itu terus bergulir
Acuh
Damainya hati kian merapuh
Kau sadar
Aku bukan pilihan
Kau tahu
Aku bukan maumu
Kau mengerti
Aku bukan mainan hati
Huhf
Huhf
Huhf
Duniamu, duniamu
Duniaku, duniaku
Dunia kita berbeda
Benar kata pujangga
Mencintai itu mudah, hanya butuh hati yang siap untuk terluka
Benar kata sahabat
Bermodal cinta yang tulus itu tak butuh kembali modal
Benar pula kata cerita
Cinta tak pernah salah, karena penoda cintalah yang menyulap kesuciannya menjadi kenistaan
Ya, benar pula realita berbicara
Segalanya bisa terjadi karena cinta
Namun perlu diingat, tak sepenuhnya kata mereka benar
Karena cinta, aku ada
Indah,
Satu dikisi sakti yang terasa sulit didefinisikan
Menawankah?
Cantikkah?
Baguskah?
Sempurnakah? Continue reading “Apa Kabar, Pelangi?”