Hentikan!

Pergilah

Jika hadirmu hanya petaka bagiku

Pergilah

Jika kasihmu memang tak tersisa lagi

Pergilah

Jika lambaimu hanya menyakiti

Pergilah

Rajam dunia, hancurkan!

Remas ia semaumu!

 

Tapi tolong, tolonglah..

Hentikan langkahmu ke mimpiku

Hentikan semua candumu!

HENTIKAN!

 

Rindu Tersayat

Ada rindu tersayat malam ini

Tersandra kelam langit dan kabut hitam

Dia menjerit dibalik jeruji

Sekuat jiwa

Menopang beratnya asa yang perlahan terbang

Bersama rinai hujan nan mencekam

 

(imaji bukit bintang, 21/2/13)

 

 

Bumi Cinta

Mereka memang tak sedarah denganku

Pun tak ada tali plasenta terhubung dengan pusar ini

Mereka tak ubahnya pegawai bank, supir taxi, atau rekan kantor

Boleh kusebut kasar, mereka bukan siapa-siapa

 

Tapi alam mengirim keadaan tak terduga

Keadaan yang kadang menyiksa kadang pula menawari sesungging senyum

Keadaan yang sempat merapuhkan juga menguatkan

Keadaan yang memaksa diri ini berdiri di persimpangan

 

Alam merekatkan

Kian rekat

Kian dekat

Bak magnet terpancing besi berani; lekat

 

Kini tak pantas lagi kusebut mereka orang lain

Tak sanggup lagi menganggap mereka orang lain

Tak mampu lagi berlaku dihadap mereka, seperti orang lain

Mereka telah melekat disini, di bilik hati

Mereka telah menyatu disini, di palung kalbu

Mereka adalah saudara

Mereka adalah keluarga

Mereka bagian dari belahan jiwa

Mereka, dipersatukan oleh ketulusan di bumi perjuangan

Bumi masa lalu, bumi masa depan

Bumi cinta, bumi harapan

Kau

Banyak hal kunanti malam ini

Selembar naskah drama berfilosofi

Mendayu opera fantasi dalam riak mimpi

Di sudut nyaliku

Menatap gugup, pelangi

Warninya tak biasa, kawan

Corak itu berpadu dalam ketidakpahamanku

Lebur

Perlahan mengusir kabut di tepi awan

Kau tahu apa yang kuharap?

Kau tahu apa yang kumau?

Kau tahu apa yang kutakuti?

Kau tahu apa yang cemasi?

Kau tahu apa yang terpikir olehku kini?

Ialah kau

Kau dan segala hal dibelakang, samping, dan depanmu

Ijinkan kumenjaga pundakmu, tolonglah

Hanya itu

Hanya itu yang kubisa

Setidaknya untuk menyudahi penantian malam ini

Malam Ini

Malam ini aku bahagia

Malam ini aku menangis

Malam ini aku tertawa

Malam ini aku kecewa

Malam ini aku tersenyum

Malam ini aku mengaduh

Malam ini aku beruntung

Malam ini aku

Malam ini aku tak bisa berkata apa-apa lagi

Lengkap

Semua rasa tumpah bersama bekunya darah

Semua asa punah bersama letihnya jiwa

Semua,

Semua,

Semua beradu

Semua mengadu

Dalam rinai kegagalan

Dalam rima kepedihan

Aku sayu

 

Tapi apa pun itu, betapa pun itu,

Ini tetap jalanku

Ini tetap hidupku

Yang harus berlanjut

Dengan atau tanpa urat nadi

Aku Pulang

Aku pulang, kawan

Aku akan pulang

Angin berjanji padaku akan mengantarku pulang

Angin memang baik,

Dia tak pernah menggerutu untuk semua keadaanku

Pahit manis

Kalah menang

Lemah kuat

Dia setia

Dia tak berpura

Dia ada untukku kala kau tak disampingku

 

Ya, aku segera pulang

Bersama angin

Dan kepedihan ini,

Senyum

Ijinkan aku berkesah

Sejenak saja,

Tentang kisah yang tak sempurna

Tentang mimpi yang tak terwujud

Tentang hidup yang tak kumengerti

Tentang jalan yang tak berujung

Tentang asa yang tak sampai

Tentang derita yang tak berkesudah

Tentang puisi,

Yang tak lagi berbait

 

Aku butuh senyum

Senyum semangat

Senyum ketulusan

Senyum kesetiaan

Senyum abadi

Yang tak kan terganti

Itulah senyummu,